Jejak Karier Nasaruddin Umar: Dari Istiqlal jadi Menteri Agama Kabinet Prabowo
Presiden Prabowo Subianto resmi melantik 53 menteri dan kepala lembaga Kabinet Merah Putih pagi ini. Pelantikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10) pada pukul 10.00 WIB.
Salah satu yang menghadiri pelantikan ini adalah Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. K. H. Nasaruddin Umar, M.A. Ia mendapatkan kepercayaan dari Prabowo untuk mengisi posisi Menteri Agama, menggantikan K. H. Yaqut Cholil Qoumas.
Sebagai Menteri Agama Nasaruddin Umar akan didampingi seorang Wakil Menteri, Sultan Bachtiar Najamuddin. Patut diketahui bahwa keduanya memiliki latar belakang keagamaan yang kuat.
Profil Nasaruddin Umar
Nasaruddin merupakan pria kelahiran 23 Juni 1959 (65 tahun) di Ujung, Dua Boccoe, Bone, Sulawesi Selatan.
Melansir sejumlah sumber, Nasaruddin Umar menyelesaikan gelar sarjana muda di Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang sekarang telah berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Ujung Pandang pada 1980, serta Sarjana Lengkap di 1984.
Selanjutnya, Nasaruddin melanjutkan program magister di UIN Syarif Hidayatullah dengan kelulusan tanpa tesis. Sementara program doktoralnya membuatnya layak meraih predikat alumni terbaik.
Selain pendidikan formal, keahliannya di bidang pendidikan dapat ditelisik dari berbagai penelitian dan karya tulis yang telah menjadi buku. Nasaruddin banyak membahas tentang ‘bias gender’ dalam konteks tafsir Al Quran.
Meski sudah mengejar pendidikan hingga tingkat doktoral, Nasaruddin tetap mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan hingga ke luar negeri. Ia pernah terlibat pada agenda Visiting Student dan Sandwich Program di berbagai perguruan tinggi.
Melansir situs resmi Kementerian Agama, Nasaruddin Umar kerap mengikut program sarjana tamu di berbagai kampus belahan dunia. Di antaranya yaitu University of London, Shopia University, School of Oriental and African Studies, Georgetown University, dan Sorbonne Nouvelle University.
Ia melanjutkan perjuangannya di bidang pendidikan dengan berprofesi sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Nasaruddin aktif mengajar dan membimbing kepenulisan ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa.
Imam Besar Masjid Istiqlal
Memiliki latar belakang agama yang kuat Nasaruddin kemudian mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal pada 2016, menggantikan K. H. Ali Mustafa Yaqub.
Ia merupakan salah satu sosok di balik pembangunan ‘Terowongan Silaturahmi,’ sebuah jalur bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Jalur penghubung ini sempat mendapatkan tinjauan langsung dari Presiden Joko Widodo pada 2020.
Tak hanya itu, ia juga menunjukkan sikap yang santun dan rasa menghormati ketika pemimpin umat Katolik datang berkunjung ke Indonesia pada awal September 2024 lalu. Nasaruddin menyambut Paus Fransiskus dengan hangat, memberikan jamuan yang layak serta gestur tubuh yang sopan.
Berbagai sikap yang ia tunjukan membuat sosoknya juga dikenal sebagai tokoh agama yang memiliki rasa toleransi tinggi.
Pengalaman sebagai Wakil Menteri Agama 2011-2014
Menjadi menteri agama untuk Kabinet Merah Putih bukan pengalaman pertama Nasaruddin umar di pemerintahan.
Sebelumnya, Nasaruddin mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Wakil Menteri Agama pada kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011-2014. Kala itu, ia mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Posisi ini ia dapatkan setelah pengalaman sekitar enam tahun menjadi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.
Berbagai pengalaman, kepemimpinan, dan profesionalisme Nasaruddin Umar mengantarkannya hingga dipercaya menjadi Menteri Agama pada kabinet Prabowo - Gibran.