PT Aneka Tambang Tbk atau Antam membukukan laba bersih senilai Rp 193,85 miliar pada tahun lalu. Angka tersebut anjlok 88,1% dibanding 2018 sebesar Rp 1,63 triliun.
Padahal, penjualan Antam naik 29,4% dari 2018 sebesar Rp 25,27 triliun menjadi Rp 32,71 triliun. Naiknya penjualan Antam tahun lalu disokong penjualan produk emas senilai Rp 22,46 triliun.
Penjualan emas Antam 2019 tumbuh hingga 34,4% dari 2018 senilai Rp 16,7 triliun. Volume penjualan emas perusahaan pada 2019 mencapai 1,09 juta troy oz, tumbuh 22% secara tahunan.
Selain itu, Antam mencatat penjualan produk feronikel naik 3,9% menjadi Rp 4,87 triliun dari Rp 4,68 triliun pada tahun sebelumnya. Antam mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 25.713 TNi, naik sebesar 3% secara tahunan. Sedangkan tingkat penjualan feronikel mencapai 26.212 TNi, tumbuh sebesar 9% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, penjualan Antam juga didukung oleh produk alumina yang nilainya Rp 547,33 miliar. Penjualan tersebut baru dikonsolidasikan ke laporan keuangan Antam tahun lalu.
(Baca: Antam Catat Penjualan Melesat 30% Meski Produksi Emas Lemah)
Sebab, proses akuisisi keseluruhan saham PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) baru rampung pada 2019. "Perseroan telah mengkonsolidasi secara penuh laporan keuangan ICA yang mencakup antara lain akun penjualan, beban pokok penjualan, dan beban usaha," seperti dikutip dalam rilis perusahaan pada Kamis (16/4).
ICA telah memproduksi alumina sebesar 104 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 71 ribu ton. Tingkat produksi dan penjualan alumina pada 2019 tumbuh signifikan jika dibandingkan 2018 dengan jumlah masing-masing sebesar 13 ribu ton dan 8 ribu ton alumina.
Biarpun penjualan perusahaan naik cukup tinggi, namun laba bersih Antam pada 2019 anjlok. Itu lantaran beban pokok penjualan meningkat.
Pada tahun lalu, Antam mencatat beban pokok penjualan Rp 28,27 triliun, naik 37,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 20,61 triliun.
Beban pokok penjualan Antam mayoritas berasal dari biaya produksi, yaitu pembelian logam mulia. Tahun lalu, pembelian logam mulia Antam mencapai Rp 20,86 triliun atau tumbuh hingga 36,61% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 15,27 triliun.
Selain itu, Antam mencatat jumlah beban usaha tahun lalu mencapai Rp 3,49 triliun. Angka tersebut naik hingga 12,4% dibandingkan 2018 senilai Rp 3,1 triliun.
(Baca: Antam Target Pembangunan Smelter Alumina di Mempawah Dimulai Oktober )