Prospek Bisnis XL Axiata Setelah Jual 2.782 Menara Telekomunikasi

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Teknisi XL Axiata memeriksa perangkat BTS di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Senin (10/2/2020).
13/2/2020, 16.21 WIB

Kinerja bisnis perusahaan operator telekomunikasi selular PT XL Axiata Tbk diprediksi bakal semakin membaik, tahun ini. Hal tersebut seiring penjualan 2.782 unit menara telekomunikasi dengan nilai transaksi Rp 4,05 triliun, serta perjanjian sewa kembali yang menguntungkan perusahaan.  

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan penjualan ribuan menara menghasilkan dana segar bagi perusahaan. Di sisi lain, perjanjian sewa selama 10 tahun setelah penjualan menguntungkan XL. Perusahaan berkode bursa EXCL tersebut akan menjadi penyewa utama (anchor tenant) mulai akhir Juni 2020.

"Tentu hal ini membuat arus cash flow terutama dari sisi biaya menjadi lebih ringan," ujar Nico, kepada Katadata.co.id, Rabu (12/2). Ia menambahkan, sudah seharusnya XL fokus kembali ke bisnis pengembangan dan pertumbuhan internet, serta layanan seluler. Ini hal yang hampir dilupakan oleh perusahaan.

(Baca: Pendapatan 2020 Diramal Tumbuh Satu Digit, XL Anggarkan Capex Rp 7,5 T)

Pendapat senada juga disampaikan oleh Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas. Ia meyakini prospek bisnis XL akan lebih menarik setelah menjual menara. Karena adanya dana segar dan efisiensi biaya. "Atas penjualan tersebut pastinya laba akan meningkat signifikan, prospek bisnis XL akan lebih menarik," ujarnya.

XL menjual 2.782 unit menara kepada dua perusahaan. Sebanyak 1.728 unit dilepas kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan sebanyak 1.054 unit kepada PT Centratama Menara Indonesia (CMI). Dengan penjualan ini, menara tersisa yang dimiliki telkomsel yakni 1.600 unit.

Nilai penjualan yang sebesar Rp 4,05 triliun setara 21% dari ekuitas perusahaan per 31 Desember 2019. Selain dari penjualan, perusahaan bakal mengantongi pendapatan sewa lantaran menara yang dijual berada di atas tanah milik XL.

(Baca: Diminta Perkuat Jaringan agar RI Adopsi 5G, Begini Kata Telkomsel & XL)

Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan dengan melepas menara tersebut, perusahaan berharap dapat meningkatkan kualitas layanan seluler dan mobile internet pelanggan.

"Kami juga optimis transaksi ini akan berdampak positif pada optimalisasi dan peningkatan efektivitas terhadap biaya operasional, serta biaya sarana dan prasarana pendukung lainnya," ujar Dian dalam keterangan resminya, Selasa (11/2).

Adapun sebelum penjualan tahun ini, XL Axiata tercatat melakukan penjualan dan sewa kembali menara pada 2014 dan 2016. Pada 2014, perusahaan melakukan penjualan 3500 menara kepada Solusi Tunas Pratama. Sedangkan pada 2016, perusahaan menjual 2.500 bandara kepada Protelindo.

Usai Rugi, XL Cetak Laba Rp 712 Miliar di 2019

XL Axiata mencatatkan perbaikan kinerja bisnis pada 2019. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 712,58 miliar. Capaian ini berbanding terbalik dari rugi Rp 3,3 triliun pada tahun sebelumnya.

Sedangkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tercatat sebesar Rp 9,97 triliun atau naik 17% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Laba bersih disokong oleh pendapatan XL yang naik 9,5% secara tahunan menjadi Rp 25,13 triliun, dan beban penyusutan yang turun drastis 36,09% secara tahunan menjadi Rp 7,33 triliun.

Arus kas perusahaan juga tercatat membaik. Arus kas operasi tercatat Rp 12,36 triliun, naik 32,05 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan dari segi likuiditas, liabilitas jangka pendek tercatat Rp 21,29 triliun, sedangkan aset lancar Rp  7,15 triliun. Secara total, liabilitas perusahaan tercatat Rp 43,6 triliun dan ekuitas Rp 19,12 triliun. Sedangkan total aset Rp 62,73 triliun.