Beberapa analis memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini, Jumat, 13 September 2019, kembali terkoreksi. Pada perdagangan kemarin IHSG terkoreksi 0,62% ke level 6.342,17.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG kemarin ditutup melemah meskipun sentimen global kian membaik. Investor terlihat merespons kenaikan IHSG beberapa hari terakhir dengan aksi ambil untung (profit taking).
Ia melihat potensi pelemahan IHSG dalam jangka pendek. Secara fundamental, ia menilai investor akan mengantisipasi rilis beberapa data perekonomian. "Baik dari Tiongkok dan Amerika Serikat," kata dia dalam riset tertulisnya.
(Baca: Katadata Market Index: IHSG September Diprediksi Masih Bearish)
Secara teknikal, ia memprediksi level resistance pertama dan kedua IHSG berada pada level 6.391 hingga 6.441. Sedangkan level support pertama dan kedua berada pada rentang 6.315 hingga 6.289.
Rekomendasi saham dari Dennies yaitu Indah Kiat Pulp & Paper (IKNP), Wijaya Karya (WIKA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
Sejalan, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memprediksi, IHSG hari ini bakal dihantui oleh tekanan jual dengan percobaan menguji level support terlebih dulu. "Level support dan resistance IHSG hari ini pada 6.320-6.350," kata dia dalam riset tertulisnya.
(Baca: Mandiri Sekuritas Revisi Target IHSG Akhir Tahun Ini Jadi 6.550)
Rekomendasi saham dari Lanjar di antaranya Semen Indonesia(SMGR), Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), Buyung Poetra Sembada (HOKI), Gudang Garam (GGRM), Bank Cimb Niaga (BNGA), dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS).
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama juga melihat indikasi berlanjutnya koreksi pada IHSG. "Sehingga IHSG hari ini berpeluang menuju ke area support," kata dia.
Level support pertama maupun kedua IHSG hari ini berada pada rentang level 6.311,34 hingga 6.294,28. Sedangkan level resistance pertama maupun kedua IHSG hari ini berada pada rentang 6.404,58 hingga 6.468,25.
Rekomendasi saham dari Nafan antara lain AKR Corporindo (AKRA), Bank Central Asia (BBCA), Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP), Matahari Department Store (LPPF), dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM).