Telkom Bagi Dividen Jumbo Rp 16 Triliun, 90% dari Laba Bersih 2018

Arief Kamaludin|KATADATA
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2018 di Jakarta, Jumat (24/5/2019). Dalam RUPST tersebut Telkom Indonesia menyetujui pembagian dividen sebesar Rp16,23 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
24/5/2019, 21.40 WIB

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membagikan dividen sebesar Rp 16,23 triliun atau setara 90% dari laba bersih tahun buku 2018 yang sebesar Rp 18,03 triliun. Pembagian dividen tersebut menjadi rasio dividen tertinggi yang dibayarkan Telkom dalam beberapa tahun terkahir.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat (24/5) di Hotel Four Season, Jakarta. Dari besaran dividen tersebut, 60 % dari laba bersih atau Rp 10,82 triliun bakal dibagikan sebagai dividen tunai dan 30 % atau Rp 5,41 triliun merupakan dividen spesial. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan yaitu Rp 163,81 per saham.

Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen mengatakan, usulan besaran dividen tersebut didasari dari aspirasi pemegang saham dan melihat likuiditas perusahana yang baik. "Meski pay out ratio tinggi, tapi businese plan kami dan neraca keuangan hingga akhir tahun tidak akan terganggu sama sekali," kata Harry usai RUPST.

Sebenarnya, laba bersih Telkom di 2018 turun 18, 5% dibandingkan capaian laba 2017 yang mencapai Rp 22,1 triliun. Selain itu, dividen yang dibagikan dari laba bersih tahun buku 2017, secara pay out rationya juga lebih kecil yaitu hanya 75% meski total nilai dividen yang dibagikan lebih besar yaitu senilai Rp 16,6 triliun.

(Baca: Telkom Tunjuk Mantan Pimpinan Telkomsel Sebagai Direktur Utama )

Karena itu, laba yang ditahan untuk Telkom jauh lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2017, laba ditahan mereka senilai Rp 5,54 triliun, sedangkan untuk tahun buku 2018 hanya Rp 1,80 triliun atau setara 10 % dari laba bersih tahun tersebut.

Adapun dari hasil pembagian dividen tersebut, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerima Rp 8,45 triliun karena memegang 51,6 miliar saham atau setara 52,09 %. Sementara sisanya dibagikan kepada pemegang saham publik.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Telkom pada Selasa (30/4), turunnya laba 2018 sebenarnya tidak sejalan dengan pendapatan mereka yang naik menjadi Rp 130,7 triliun dari Rp 128,2 triliun di 2017. Namun, beban biaya mereka tahun lalu ikut melonjak.

Dalam laporan keuangan tercatat biaya operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi di 2018 naik menjadi Rp 43,8 triliun dari Rp 36,6 triliun pada 2017. Biaya penyusutan dan amortasi juga meningkat menjadi Rp 21,4 triliun dari Rp 20,4 triliun. Selain itu, biaya interkoneksi meningkat menjadi Rp 4,2 triliun dari Rp 2,9 triliun pada 2017.

(Baca: Beban Operasional Naik, Laba Bersih Telkom Turun 18,5% di 2018)

Dengan peningkatan beban biaya tersebut, laba usaha perusahaan telekomunikasi pelat merah ini turun menjadi Rp 38,8 triliun dari Rp 43,9 triliun. Kendati demikian, meski laba turun, namun jumlah aset mereka tahun lalu naik menjadi Rp 206,2 triliun dari Rp 198,4 triliun pada 2017.

Kenaikan jumlah aset mereka berasal dari aset tidak lancar mereka yang naik menjadi Rp 162,9 triliun dari Rp 150.9 triliun. Sedangkan jumlah aset lancar mereka tercatat turun menjadi Rp 43,2 triliun dari Rp 47,5 triliun.