Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound pada penutupan perdagangan di akhir minggu ini, setelah tiga hari terkoreksi. IHSG menguat 2,38% ke level 5799,2. Penguatan terjadi seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuan BI 7 Days Repo Rate secara agresif.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan selain karena technical rebound, penguatan IHSG memang imbas euforia pelaku pasar terhadap kenaikan bunga acuan. Kenaikan tersebut diyakini akan memberikan katalis positif bagi stabilitas rupiah dalam menghadapi tantangan eksternal yang begitu kompleks.
“(Tantangan eksternal tersebut) misalnya, terkait dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed serta sentimen perang dagang yang semakin meluas,” kata Nafan Aji kepada Katadata.co.id, Jumat (29/6). (Baca juga: Tarik Dana Asing ke Pasar SUN, BI Kerek Tinggi Bunga Acuan Jadi 5,25%)
Namun, Analis Samuel Sekuritas Muhamad Al Fatih mengatakan, dampak kenaikan bunga acuan hanya akan sementara menyokong penguatan IHSG. Hal itu lantaran masih kuatnya tantangan global maupun domestik.
“Karena faktor pelemahan bursa (itu) karena faktor global yaitu perang dagang dan kondisi ekonomi Indonesia, defisit neraca perdagangan,” ujarnya.
Adapun investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net foreign buy) Rp 690,92 miliar di keseluruhan pasar pada perdagangan akhir pekan ini. Namun, jika dilihat sepanjang tahun ini, investor asing membukukan penjualan bersih (net foreign sell) yang cukup besar yaitu Rp 48,66 triliun.
Analis Kresna Securities William Mamudi mengatakan, faktor utama derasnya arus keluar dana asing adalah kenaikan bertahap bunga acuan The Fed. Ia pun berharap, kenaikan bunga acuan BI akan membuat dana asing kembali ke pasar modal domestik.
Seiring kenaikan BI 7 Days Repo Rate, nilai tukar rupiah juga menguat terhadap dolar AS, meski tak signifikan. Berdasarkan data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level 14.300-an per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat menembus 14.400 per dolar AS.