Politik Gaduh, Analis Revisi Target IHSG

Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
7/10/2014, 13.09 WIB

KATADATA ?  Sejumlah analis mulai merevisi perkiraan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang akan bergerak di level 5.000 pada akhir tahun, setelah sempat menembus rekor di level 5.246,48 pada 8 September lalu. Pertimbangannya, kondisi politik dalam negeri yang belum stabil bisa menurunkan ekspektasi pasar sehingga laju IHSG melemah.

Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Betrand Raynaldi menilai investor mulai khawatir jika koalisi 'gemuk' Merah Putih (KMP) di parlemen akan mengganggu jalannya pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dikhawatirkan pada saat pemerintahan Jokowi mengajukan pembahasan anggaran ke DPR tidak berjalan mulus. 

Dia memprediksi IHSG akan bergerak di level 5.000 pada akhir tahun, jika kegaduhan politik masih tetap berlangsung. Sebelumnya, ia memperkirakan IHSG bisa menembus 5.400 di akhir tahun.

Menurut dia investor kini tengah menanti koalisi Jokowi bisa merangkul Partai Golongan Karya (Golkar) sehingga koalisi di parlemen akan jauh lebih besar. Golkar menguasai 16,3 persen atau 91 kursi di parlemen, sedangkan Partai Demokrat hanya menguasai 10,9 persen atau 61 kursi. (Baca: Pasar Ingin Golkar Gabung Koalisi Jokowi)

Hal senada juga disampaikan analis First Asia Capital David Nathanel Sutyanto, bahwa Jokowi harus pandai merangkul partai lain di DPR. Dengan begitu, parlemen tidak akan menjadi kendala bagi pemerintah baru dalam menjalankan program-programnya.

?Politik itu kan cair. Sekarang musuh, besok teman.  Jadi DPR bisa jadi kendala, bisa juga tidak,? kata David.

Namun, David tidak mengubah prediksinya terhadap IHSG yakni tetap pada posisi 5.050 di akhir tahun. Tentunya, hal ini jika Jokowi bisa menjalankan kebijakannya dengan baik.

Berbeda dengan Agus Susanto Benzaenuri, analis Ascend, yang membuat perkiraan lebih rendah atau di bawah level 5.000. Menurut dua dengan kondisi saat ini, IHSG bisa mengarah di level 4.500 di akhir tahun jika dana asing terus keluar (capital outflow). Namun konsolidasi pasar saham dalam 2-3 minggu ke depan dapat menunjukkan keluarnya dana asing bersifat sementara atau tidak. 

?Kalau berlanjut keluar seperti yang terjadi Mei tahun lalu. Atau justru hanya sementara dan kembali masuk,? kata dia.
 
Menurut dia, keluarnya dana asing juga untuk mengantisipasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) yang akan menaikan suku bunganya. Jika laju pasar global cenderung menguat meski ada kebijakan ini, ia yakin IHSG bisa menyentuh 5.500.
 
Tentu harus dibarengi dengan pemenuhan janji Jokowi-JK saat kampanye, dan adanya kebijakan yang jelas. ?Pada dasarnya, pasar hanya butuh konsistensi semacam itu, tidak lebih.?

Reporter: Desy Setyowati