Revisi Prospek Peringkat Utang RI Disebut Sebabkan IHSG Turun 1,27%

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
IHSG awal pekan, Senin (20/4) turun 1,27% salah satunya karena sentimen negatif revisi outlook peringkat utang Indonesia oleh S&P Global Ratings.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
20/4/2020, 16.48 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/4), turun 1,27% ke level 4.575,9. Prospek utang Indonesia yang diturunkan oleh Standard & Poor’s Global Ratings menjadi negatif karena pandemi corona, menjadi sentimen pemberat indeks.

"Sentimen Covid-19 masih menjadi yang paling utama mempengaruhi pergerakan pasar karena jumlah kasus dan tingkat mortalitas semakin tinggi. Terus jangan lupa, S&P telah menurunkan peringkat utang Indonesia dari stabil menjadi negatif," kata analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji kepada Katadata.co.id sore ini.

IHSG bergerak sangat fluktuatif sepanjang hari ini. Mengawali perdagangan dengan koreksi, indeks berhasil kembali ke zona hijau pada jeda sesi I. Namun ketika perdagangan sesi II dimulai, IHSG langsung terperosok ke zona merah hingga penutupan.

Pada perdagangan hari ini, tercatat 7,76 miliar unit saham diperdagangkan investor dengan total nilai transaksi mencapai Rp 5,41 triliun. Kinerja indeks sejalan dengan 271 saham yang turun, 133 saham naik, dan 128 saham lainnya tak bergerak alias stagnan.

(Baca: Saham Unilever dan Indofood Topang Laju IHSG Sesi I Naik 0,43%)

Sektor saham yang turun paling besar pada perdagangan hari ini yaitu dari sektor properti sebesar 2,82%. Saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) turun 5,86% menjadi Rp 6.825 per saham. Begitu pula dengan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang turun hingga Rp 5,66% menjadi Rp 400 per saham.

Selain itu, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga ditutup turun hingga 6,29% menjadi Rp 745 per saham. Begitu pula dengan PT PP Tbk (PTPP) yang turun 4,2% menjadi Rp 685 per saham. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga turun 3,2% menjadi Rp 605 per saham.

Investor asing pun masih berbondong-bondong keluar dari seluruh pasar saham dengan nilai jual bersih (net sell) mencapai Rp 528,47 miliar. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang paling banyak dilepas dengan nilai bersih Rp 150 miliar. Diikuti oleh saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai bersih Rp 104,87 miliar.

Akibat dilepas oleh asing, harga saham dua emiten dengan kapitalisasi pasar besar ini pun rontok. Saham BBCA pada hari ini ditutup turun 1,29% menjadi Rp 26.775 per saham. Sementara saham ASII ditutup turun hingga 2,11% menjadi Rp 3.720 per saham.

(Baca: Rupiah Menguat ke 15.412 per Dolar AS Imbas Revisi Peringkat Utang S&P)

Namun IHSG tidak sendirian, mayoritas bursa saham di Asia juga terkoreksi. Seperti indeks Nikkei 225 yang turun 1,15%, Kospi  turun 0,84%. Kemudian PSEi Filipina turun 0,97%, Straits Times Index turun 0,76%, begitu pula dengan hang Seng Index yang turun 0,21%.

Beberapa bursa lainnya seperti Shanghai Composite Index naik 0,5%, indeks S&P BSE India naik 0,23%, FTSE di bursa Malaysia naik 0,76%, serta Stock Exchange of Thailand Index naik 1,77%.

Reporter: Ihya Ulum Aldin