PT Bank Aladin Syariah (BANK) akhirnya mengumumkan rencana penambahan modal melalui skema pemberian Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Nantinya, perseroan akan menerbitkan maksimal 2 miliar saham baru.
Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk itu akan menerbitkan saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur permodalan. Dengan begitu, Bank Aladin bisa meningkatkan daya saing dan menambah kemampuan perseroan untuk mengembangkan usaha demi mendukung pertumbuhan dalam jangka panjang.
"Dengan penambahan modal tersebut, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya, maka persentase kepemilikan sahamnya akan terdilusi mencapai 13,16%," demikian terungkap dalam keterangan tertulis perseroan, Rabu (21/4).
Nantinya, Perseoran akan meminta persetujuan pemegang saham terkait aksi korporasi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan berlangsung pada 28 Mei 2021.
Setelah mendapat persetujuan pemegang saham, perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun, jangka waktu antara persetujuan pemegang saham sampai efektifnya pernyataan pendaftaran tidak boleh lebih dari 12 bulan.
Sebelumnya, peretail modern PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) disebut-sebut bakal menjalin kerja sama strategis hingga penyertaan modal dengan Bank Aladin.
Dua sumber Katadata.co.id yang mengetahui rencana tersebut menyatakan, kerja sama strategis dan investasi di Bank Aladin terkait dengan upaya Alfamart mengintegrasikan bisnis retailnya dengan pertumbuhan transaksi digital yang pesat. Nantinya, kedua perusahaan dapat bersinergi untuk mendukung kinerja usaha masing-masing.
Untuk membiayai hajatan tersebut, Sumber Alfaria bakal rights issue dan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 6 Mei 2021, atau sebelum RUPSLB Bank Aladin digelar pada 28 Mei 2021.
Rencananya, jumlah maksimal saham baru yang akan diterbitkan Alfamart sebanyak 5 miliar saham. Alfamart belum menentukan harga pelaksanaan sehingga belum dapat mengumumkan target perolehan dananya. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, Alfamart mengincar dana senilai Rp 4 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Sebelumnya, Bank Aladin sempat menunda pembahasan rencana rights issue RUPSLB pada 7 April 2021 lalu. Manajemen BANK yang diwakili oleh Direktur Operasional Basuki Hidayat dan Direktur Bisnis Mohammad Riza mengatakan perseroan belum dapat menyampaikan keterbukaan informasi terkait rights issue sehingga tidak membahasnya dalam RUPSLB.
Rights issue menjadi salah satu cara untuk memenuhi aturan OJK terkait modal inti. Otoritas mengatur modal inti bank setidaknya harus sebesar Rp 1 triliun pada 2020, lalu bertambah menjadi Rp 2 triliun pada 2021, dan Rp 3 triliun tahun depan.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, modal inti Bank Aladin tercatat masih Rp 652,78 miliar per Juli 2020. Cara lain yang sudah dilakukan perseroan untuk meningkatkan modal inti adalah menawarkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal.
Perseroan baru saja melepas 5 miliar saham baru di harga Rp 103 per saham pada 1 Februari 2021 lalu. Saat ini mayoritas saham BANK dimiliki oleh PT NTI Global Indonesia sebesar 60,55%, sebesar 20% dimiliki oleh Bortoli International Ltd, dan Kasai Universal Inc memegang 6,18%. Sisanya, dimiliki oleh masyarakat.