Diterpa Isu Dilirik Gojek, Matahari Incar Tambahan Modal Rp 800 Miliar

Arief Kamaludin/ Katadata
Pusat Perbelanjaan Hypermart di Thamrin City, Jakarta.
Penulis: Lavinda
29/4/2021, 17.29 WIB

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mengincar tambahan modal sekitar Rp 500 miliar-Rp 800 miliar dari hasil penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang akan digelar pada 2021. Pemegang saham pengendali, PT Multipolar Tbk (MLPL) akan menjadi berpartisipasi aksi tersebut.

Direktur Corporate Secretary and Public Affairs Danny Kojongian memaparkan dana hasil penerbitan saham baru akan digunakan untuk memperkuat neraca perseroan dan modal kerja. Hal itu demi mendukung strategi perusahaan menjadi retailer yang memiliki omnichannel, memperkuat jaringan atau logistik dan kemampuan analisa big data.

"Indikasi jumlah peningkatan modal Rp 500-Rp 800 miliar. Ini semua penting agar strategi offline to online dan sebaliknya agar bisa dilakukan secara efektif," ujar Danny dalam paparan publik virtual, Kamis (29/4).

Direktur Keuangan Matahari Putra Prima Herry Senjaya menambahkan, perusahaan akan berfokus mengoperasikan bisnis ritel melalui format gerai pasar swalayan di berbagai wilayah di Indonesia. Pada 2021, setelah pandemi Covid-19, perseroan akan meneruskan rencana pembukaan gerai baru dan renovasi gerai yang telah beroperasi.

"MPPA juga akan mengembangkan layanan ritel online dengan menyempurnakan sistem online yang dimiliki secara organik, juga bekerja sama dengan marketplace di Indonesia," kata Herry.

Perusahaan pengelola Hypermart ini telah menyampaikan rencana penerbitan saham baru itu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, sampai saat ini, entitas usaha Grup Lippo itu belum merumuskan struktur rights issue, jumlah maksimum saham baru, serta jadwal rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).

Dalam keterangan yang disampaikan melalui keterbukaan informasi BEI, pemegang saham MPPA, PT Multipolar Tbk. (MLPL) telah mengalihkan 11,9% atau 896 juta saham dengan harga jual Rp 404 per saham.

Direktur Multipolar Agus Arismunandar menyebutkan perseroan berencana menginvestasikannya kembali dana hasil penjualan saham untuk memperkuat modal MPPA. Skema investasi kembali itu akan diwujudkan dalam rights issue MPPA.

"Multipolar akan berpartisipasi membeli saham baru dan menyuntikkan dana. Transaksi dapat memperkuat struktur keuangan MPPA, meningkatkan kinerja dan pengembangan usaha serta meningkatkan nilai investasi," ujar Agus.

Semula, MPPA memiliki empat pemegang saham utama, yakni PT Multipolar Tbk sebanyak 50%, Citibank Singapore sebanyak 19%, dan Connery Asia Limited 14%. Sisanya dimiliki oleh publik sebanyak 17%. Namun dalam perkembangannya, komposisi kepemilikan saham berubah menjadi, Multipolar 38,33%, Anderson Investments Pte Ltd 18,63%, Connery Asia Ltd 14,26%, dan pemegang saham publik lainnya 28,78%.

Proses Peralihan Saham dan Investor Baru

Dalam keterangannya, Multipolar mengumumkan perseroan menjual 11,9% saham MPPA kepada tiga investor, yakni PT Pradipa Darpa Bangsa sebanyak 4,76%, Panbridge Investment Ltd sebanyak 3,33% saham, dan Threadmore Capital Ltd 3,81%. 

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Gojek Indonesia menyuntikkan dana ke MPPA melalui Pradipa Darpa Bangsa, salah satu dari tiga investor baru. Hal yang menarik, Pradipa Darpa Bangsa memiliki alamat di gedung yang sama dengan kantor pusat Gojek Indonesia, yakni di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, nama investor pembeli saham MPPA juga memiliki kemiripan dengan nama resmi Gojek yakni, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.

Namun ketika dikonfirmasi dalam paparan publik hari ini, Danny Kojongian tidak membantah ataupun membenarkan kabar tersebut.

Dalam prosesnya, Danny mengkonfirmasi, Multipolar mengalihkan 11,9% saham kepada Watiga Trust Ltd, perusahaan perwalian yang berada di Singapura. Namun dalam perkembangannya, kepemilikan saham berubah dan terbagi menjadi tiga investor.