Perusahaan pengelola gerai retail Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), buka suara soal kabar akan berinvestasi pada PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) atau yang kini dikenal Bank Aladin Syariah .

Sebelumnya, Alfamart mengumumkan akan menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue maksimal 5 miliar saham dengan nominal Rp 10 per saham. Dalam informasi perusahaan, tambahan modal itu rencananya akan digunakan untuk berinvestasi di perusahaan teknologi. 

Di sisi lain, Bank Aladin juga berencana untuk menjual saham baru untuk meningkatkan modal inti perusahaan.  Sumber Katadata.co.id mengungkapkan Alfamart kemungkinan berinvestasi di Bank Aladin.

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur Alfamart Anggara Hans Prawira tak membantah ataupun membenarkan kabar yang beredar terkait investasi tersebut. Dia hanya memastikan Alfamart akan menjajaki kerja sama dengan Bank Aladin.

"Saya tidak katakan tidak (membeli saham Bank Aladin), juga iya. Too early to say. Hal yang pasti, kami akan bermitra bisnis dengan Bank Aladin," kata Anggara dalam paparan publik di kantornya, Tangerang, Kamis (6/5).

Ia menjelaskan, alasan Alfamart tertarik untuk bekerja sama dengan Bank Aladin karena bank tersebut merupakan bank syariah. Hal tersebut relevan dengan basis konsumen atau customer base yang dimiliki oleh Alfamart saat ini.

Ketertarikan lainnya karena perusahaan adalah bank digital, meski saat ini Bank Aladin belum memiliki produk atau platform yang dirilis kepada publik. "Kami percaya, ke depan akan lebih ke dunia digital makanya kami eksplore kerja sama dengan bank digital" kata Anggara.

Anggara mengatakan, Alfamart saat ini memiliki ekosistem yang banyak, sehingga menarik untuk dikerjasamakan dengan bank, terutama bank digital. Saat ini, manajemen masih berdiskusi terkait hal-hal yang bisa dikerjasamakan dengan Bank Aladin.

"Saya kira banyak ya kerja samanya. Bisa bicara mengenai financing, seperti umumnya bank nature-nya kan funding dan lending," kata Anggara.

Kabar ketertarikan Alfamart ke dunia digital direalisasikan melalui rencana penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue maksimal 5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Dana yang dihasilkan dari aksi korporasi ini digunakan untuk mengakuisisi perusahaan teknologi.

Menurut Anggara, Alfamart meyakini bahwa suka atau tidak suka, ke depan bisnisnya tidak bisa lepas dari dunia digital. Dalam melihat konteks itu, Alfamart terus mengeksplorasi kemungkinan bisa bekerja sama dengan perusahaan berbasis teknologi yang bisa sinergi dengan Alfamart.

"Karena kami punya ekosistem melayani konsumen lebih dari 4 juta orang sehari dan punya member cukup besar kurang lebih 11 juta member," kata Anggara.

Ia menegaskan, dengan rencana berinvestasi pada perusahaan teknologi, bukan berarti Alfamart pindah menjadi perusahaan teknologi. Dia mengatakan, hanya ingin kerja sama strategis untuk memperkuat bisnis Alfamart.

"Jangan kesannya kami akan investasi signifikan sebesar 70-80% ke bisnis teknologi, that's not the idea. Kalau kami masuk, lebih sifatnya strategis untuk memperkuat bisnis ritel," kata Anggara.

Reporter: Ihya Ulum Aldin