AKRA Pecah Nominal Saham Mulai 12 Januari

AKR Corporindo
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menggelar press conference terkait public expose 2019 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Selasa (27/8).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
6/1/2022, 11.56 WIB

PT AKR Corporindo Tbk telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan pemecahan nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Saham akan diperdagangkan dengan harga nominal baru pada 12 Januari 2022 di pasar regular dan negosiasi.

Nominal saham emiten pertambangan berkode AKRA ini akan menjadi RP 20 per saham dari posisi sebelum stock split senilai Rp 100 per saham. 

Dengan demikian, jumlah saham AKRA akan bertambah menjadi 20,07 miliar saham. Adapun, penentuan pemegang saham yang berhak atas hasil stock split akan diumumkan pada 14 Januari 2022. 

"Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah menyetujui dilakukannya pemecahan nilai nominal saham perseroan dengan rasio 1:5," tulis Direksi AKRA dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (6/1). 

Berdasarkan data RTI Infokom, jumlah pemegang saham AKRA hingga November 2021 mencapai 10.880 entitas. Adapun, PT Arthakencana Rayatama memiliki 59,6% saham AKRA dan menjadi pemegang saham pengendali perseroan. 

Sebelumnya, Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo mengatakan aksi korporasi stock split ini ditujukan agar saham AKRA lebih terjangkau dan untuk memperluas basis investor.

"Partisipasi investor ritel di Indonesia telah meningkat secara signifikan selama setahun terakhir dengan banyaknya investor muda dan milenial mencari peluang investasi yang menarik," kata Haryanto 

Berdasarkan laporan keuangan AKRA, total ekuitas perseroan naik 3.9% pada September 2021 menjadi Rp 10,96 triliun dari realisasi akhir 2020 senilai Rp 10,55 triliun. Peningkatan itu disebabkan naiknya saldo laba yang tidak ditentukan penggunaanya sebesar 3.86% menjadi Rp 7,19 triliun. 

Sementara itu, pendapatan kontrak naik 24.65% secara tahunan pada Januari-September 2021 menjadi Rp 17,07 triliun dari Rp 13,69 triliun. Adapun, pendapatan sewa tumbuh 5.88% menjadi Rp 176,5 miliar. 

Laba bruto tercatat tumbuh 7.12% hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 1,57 triliun dari capaian periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,47 triliun. Dengan demikian, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21.75% menjadi Rp 836,41 miliar. 

Haryanto menilai performa laba bersih perseroan mengikuti kinerja 2020 yang tumbuh 30% secara tahunan. 

Berdasarkan data Stockbit, saham AKRA telah tumbuh 29,24% sepanjang 2021 menjadi Rp 4.110 per saham dibandingkan level penutupan 2020 di posisi Rp  3.18 per saham. Secara tahun berjalan, harga saham AKRA telah naik 30 poin atau menguat 0,73% ke titik Rp 4.150 per saham. 

Reporter: Andi M. Arief