Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan bergerak melemah hari ini (31/1). Indeks diperkirakan bergerak di level 6.502 - 6.711. Minimnya sentimen positif menjadi salah satu penyebabnya.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya mengatakan, pergerakan IHSG belum akan beranjak dari rentang konsolidasi wajarnya. Ia mengatakan, potensi tekanan masih cukup besar dibandingkan dengan kemampuan untuk bergerak naik.
“Sedangkan sentimen belum terlalu terlihat ada yang menonjol untuk dapat menjadi booster terhadap pola gerak IHSG saat ini,” kata William dalam risetnya, dikutip Senin (31/1).
Untuk perdagangan pada hari ini, William merekomendasikan sejumlah saham, terutama saham-saham perbankan dan properti.
Di antaranya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).
Untuk sektor properti, saham yang bisa menjadi perhatian adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
William juga merekomendasikan sejumlah saham lain seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Telkom Indonesia (TLKM).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG dapat melanjutkan momentum bullish atau penguatan menuju resisten berikutnya di level 6.683 karena masih ditutup di level tertinggi hariannya.
Namun, dia mengingatkan adanya potensi pembalikan tren apabila IHSG menyentuh ke bawah level 6.603.
Adapun, titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 6.649, 6.683 and 6.697, sedangkan titik support ada di posisi 6.603, 6.570 dan 6.521.
Sebagai informasi, support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu.
Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan menyarankan untuk hold atau buy on weakness pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan trading buy pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Dia juga merekomendasikan untuk accumulative buy pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang kemungkinan masih berada pada fase koreksi.
Selain itu, ia merekomendasikan untuk hold atau accumultaive buy pada PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Ia menyebut, ADRO berpeluang untuk melanjutkan fase koreksi.
IHSG ditutup menguat 0,52% ke level 6.645,51 pada perdagangan Jumat (28/1). Mengutip RTI Infokom, frekuensi perdagangan saham sebanyak 1,4 juta kali transaksi pada akhir pekan lalu.
Total saham yang ditransaksikan sebanyak 21,7 miliar lot. Kemudian, nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp 11,7 triliun.
Investor asing masih mencatatkan net but sebesar Rp 214, 8 miliar.