Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus melorot. Pada penutupan perdagangan Rabu (27/4) ini, harga saham decacorn ini anjlok 6,45% hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB) untuk pertama kalinya menjadi Rp 290 per saham. Nilai kapitalisasi pasarnya ikut tergerus hingga posisi GOTO disalip dua emiten BUMN.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai kapitalisasi pasar GOTO menjadi sebesar Rp367 triliun, yang merupakan emiten terbesar kelima di bursa domestik. Padahal, saat pencatatan saham perdananya dua pekan lalu, nilai kapitalisasi pasar alias valuasi GOTO mencapai Rp400,3 triliun dan menempati posisi ke-3 di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Kini, posisi GOTO disalip dua emiten BUMN yang menempati posisi ke-3 dan ke-4, yaitu PT Telkom Tbk (TLKM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang masing-masing mencatatkan nilai kapitalisasi pasar Rp472 triliun dan Rp386 triliun.
Berdasarkan data RTI, saham GoTo dibuka di level harga Rp 300 atau susut 10 poin dari level penutupan perdagangan kemarin, dan terus bergerak ke bawah hingga sore hari.
Saham GOTO didagangkan pada rentang harga Rp 290 - Rp 310 hari ini dengan volume transaksi 2,08 juta saham. Nilai transaksi saham GoTo hari ini tercatat mencapai Rp614,12 miliar dengan frekuensi transaksi sebanyak 41.542 kali.
Secara akumulatif, harga saham GoTo sudah merosot 14,2% dari harga perdana yang sebesar Rp 338 per saham.
Perusahaan hasil akuisisi PT Gojek Indonesia dan PT Tokopedia ini pertama kali mencatatkan saham perdananya di pasar modal pada 11 April lalu. Data perdagangan menunjukkan, harga saham GOTO naik 18,34% ke level Rp 400 pada perdagangan perdananya.
Saat itu, nilai kapitalisasi pasar GoTo menggelembung hingga level menembus Rp 469 triliun, melampaui nilai kapitalisasi pasar BUMN telekomunikasi, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 453 triliun. Dengan demikian, nilai kapitalisasi pasar GoTo saat itu masuk deretan tiga terbesar setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang saat ini di level Rp 967,71 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 698,69 triliun.
GoTo telah melakukan stabilisasi harga saham (greenshoe) sebanyak empat kali mulai 20 April lalu, setelah dalam dua hari beruntun harga sahamnya anjlok di kisaran 5% dan di bawah harga penawaran saham perdana ke publik (IPO).
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 20 April, PT CGS-CIMB Sekuritas sebagai agen stabilisasi harga saham GOTO telah melakukan pembelian sebanyak 1,22 miliar saham dengan harga pembelian rata-rata di kisaran Rp 338 per saham.
Dengan demikian, jumlah transaksi atas pembelian saham dalam skema greenshoe tersebut ialah senilai Rp 413,23 miliar. "Jumlah akumulasi saham yang dibeli setara 20,07% dari 6,09 miliar (seluruh saham greenshoe)," kata Direktur CGS-CIMB Sekuritas, Sugiharto Widjaja, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4).
Pada 21 April, CGS-CIMB Sekuritas membeli sebanyak 1,3 miliar saham dengan harga pembelian rata-rata di kisaran Rp 337,99 per saham.
Dengan demikian, jumlah transaksi atas pembelian saham dalam skema greenshoe tersebut ialah sebanyak 2,53 miliar saham atau senilai Rp 857,83 miliar. Jumlah akumulasi saham yang dibeli setara 41,66% dari 6,09 miliar (seluruh saham greenshoe).
Kemudian sehari setelahnya, pada 22 April, CGS-CIMB Sekuritas kembali membeli sebanyak 3,4 miliar saham dengan harga pembelian rata-rata di kisaran Rp 336,27 per saham.
Dengan demikian, jumlah transaksi atas pembelian saham dalam skema greenshoe tersebut ialah sebanyak 6 miliar saham atau senilai Rp 2,02 triliun. Jumlah akumulasi saham yang dibeli setara 98,49% dari 6,09 miliar (seluruh saham greenshoe).
Terakhir, pada 26 April, CGS-CIMB Sekuritas membeli 16,81 juta saham dengan harga pembelian rata-rata di kisaran Rp 310 per saham.
Dengan demikian, jumlah transaksi atas pembelian saham dalam skema greenshoe tersebut ialah sebanyak 6,01 miliar saham atau senilai Rp 2,02 triliun. Jumlah akumulasi saham yang dibeli sudah mencapai 98,76% dari seluruh saham greenshoe yang sebanyak 6,09 miliar.