Neraca Dagang RI Kembali Surplus, IHSG Terkoreksi 0,46% di Sesi I
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Kamis (15/12) berakhir di teritori negatif dengan penurunan 0,46% ke level 6.770.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, nilai transaksi di bursa mencapai Rp 11,3 triliun dengan volume 22,3 miliar dan frekuensi sebanyak 652,7 kali. Tercatat, sebanyak 274 saham terkoreksi dan 235 saham berada di zona hijau. Sedangkan 179 saham lainnya tidak bergerak.
Beberapa saham yang aktif ditransaksikan investor hingga sesi pertama ialah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 327 miliar, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 237,8 miliar, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 196 miliar dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 177,3 miliar.
Head of Research NH Korindo Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan perjalanan naik IHSG memang harus dilalui secara bertahap. Secara teknikal, kemarin IHSG menyentuh level resistance terdekat MA10 berhasil menghalangi persis di titik high 6.854.
“ Jadi hari ini level tersebut merupakan fokus yang harus bisa ditembus dalam waktu dekat, demi membuka jalan penguatan IHSG menuju 7.000 / 7.100 sebagai target akhir tahun,” ujar Liza dalam risetnya.
Adapun sentimen dari luar negeri, The memutuskan kembali mengerek suku bunga acuan Fed Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps). Namun, pasar menilai laju kenaikan suku bunga belum bisa dibilang menjinak mengingat The Fed menambah prediksi tingkat suku bunga acuan mereka sampai 5,1% dan akan terus berada di level tersebut selama tahun 2023.
“Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya di bulan September yang hanya sebesar 4.6% dan dengan demikian memupuskan harapan adanya pemotongan suku bunga di sekitar tengah tahun depan. Akhirnya pelaku pasar berbalik pesimis The Fed memang menginginkan skenario soft landing pada perekonomian AS,” lanjut Liza.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar dalam risetnya mengatakan sebagian besar bursa regional Asia Pasifik mencatat penguatan mengikuti pergerakan bursa AS malam sebelumnya setelah adanya laporan inflasi AS yang di bawah ekspektasi.
Sedangkan, dari dalam negeri, katalis positif datang dari rilis data neraca perdagangan Indonesia yang tercatat surplus sebesar US$ 5,16 miliar secara bulanan pada November 2022. Neraca dagang Indonesia terus berada dalam tren surplus sejak 31 bulan terakhir.
Secara serentak, seluruh bursa Asia juga berada dalam zona merah. Nikkeri 225 turun 0,43%, Hang Seng turun 1,39%, Shanghai Composite turun 0,34%, dan Strait Times turun 0,41%.
Menilik pergerakan bursa Tanah Air, hampir seluruh sektor terkoreksi. Dipimpin oleh sektor properti dengan penurunan hingga 1,11%. Adapun saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 1,26% atau 6 poin menjadi Rp 470 per saham.
Sedangkan, PT Ciputra Development Tbk turun 0,50% atau 5 poin menjadi Rp 1,005 per saham. Terakhir, PT Bumi Serpong Damai Tbk turun 1,08% atau 10 poin menjadi Rp 920 per saham.
Sektor saham lainnya yang mengalami penurunan seperti sektor kesehatan turun 0,69%, sektor teknologi turun 0,19%, sektor keuangan turun 0,56%, sektor primer turun 0,58%. Saham di sektor infrastruktur terpantau turun 0,15%, energi dasar turun 0,10%, non primer turun 0,01% dan industri turun 0,02%. Sedangkan, sektor transportasi naik 0,10% dan sektor energi tak bergerak.