Bos GOTO Buka Data Gaji Level Manajemen, Apakah Paling Tinggi?

Dokumentasi GoTo
CEO GoTo Andre Sulistyo saat pencatatan saham perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4).
Penulis: Zahwa Madjid
15/12/2022, 19.56 WIB

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), buka suara perihal beban gaji manajemen yang terbilang cukup tinggi dibandingkan perusahaan lain dengan sektor bisnis yang serupa.

Sampai dengan periode September 2022, merujuk pada publikasi internal, GOTO tercatat membayarkan gaji untuk manajemen senilai Rp 29,4 miliar dengan pendapatan bersih sebesar Rp 8 triliun. Dengan gaji sebesar itu, CEO GoTo Andre Sulistyo mengatakan, manajemen tidak menerima bonus, tantiem atau kompensasi lain berdasarkan laba perusahaan.

"Sebagian besar bagian kompensasi manajemen GoTo adalah kompensasi berbasis saham, yang bersifat non-tunai dan didasarkan pada kinerja," ungkap Andre, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (15/12). 

Andre menilai,  gaji dan benefit yang kompetitif adalah faktor penting dalam merekrut dan mempertahankan manajemen yang profesional. Ia juga menambahkan, gaji manajemen GoTo dinilai setara dengan perusahaan-perusahaan lain sejenis.

Sebagai gambaran, bila membandingkan perusahaan teknologi yang juga menjadi emiten tercatat membayarkan gaji tunai sebesar Rp 22,9 miliar dengan pendapatan bersih Rp 2,6 triliun. Lalu, beban gaji perusahaan transportasi Tbk tercatat Rp 23,9 miliar. Perusahaan FMCG lainnya membayarkan gaji sebesar Rp 61,1 miliar, dan Bank BUMN Tbk sebesar 199,4 miliar. 

Bila membandingkan total beban pendapatan bersih GoTo dengan perusahaan serupa, menurut Andre, jumlahnya masih mirip. 

“ Selain itu, walau beberapa manajemen juga memiliki saham perseroan tidak ada dividen yang dibagikan seperti pemegang saham perusahaan lainnya,” ujar Andre. 

Andre juga menambahkan ke depannya perseroan akan mengurangi strategi “bakar uang” dan fokus pada monetisasi dan pengembangan produk.

“Serta optimalisasi beban usaha yang memungkinkan GoTo beroperasi lebih efisien. Perusahaan memiliki berbagai opsi yang akan ditelaah secara oportunistik, dengan memperhatikan kondisi makroekonomi, pasar modal, dan kebutuhan perusahaan,” imbuh Andre.

Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini, saham GOTO terus menjadi sorotan. Kinerja saham emiten decacorn teknologi ini mengalami tekanan setelah berakhirnya masa penguncian (lock-up) saham.

Adapun pada November lalu, GOTO melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan atau 12% dari total tenaga kerja perusahaan dalam waktu dekat. Manajemen GoTo menyebutkan, langkah ini diambil karena perusahaan sedang berupaya melakukan efisiensi keuangan.

 

Reporter: Zahwa Madjid