Saham emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa (all time high), pada perdagangan awal pekan ini, Senin (26/12).
Berdasarkan data perdagangan, saham BYAN hari ini naik 5,52% ke level Rp 19.600 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar senilai Rp 653,33 triliun. Sejak awal tahun, saham Bayan sudah melesat 626%.
Dari sisi kapitalisasi pasar, saham Bayan kini menempati urutan terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1.060 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 744,15 triliun.
Level tersebut merupakan yang tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Pada akhir 2021, saham BYAN masih berada di bawah Rp 3.500 per sahamnya. Namun, sejak awal tahun 2022, saham Bayan terus melesat, membuat harta kekayaan pemiliknya, Dato Low Tuck Kwong, terus melejit.
Hal ini turut menjadikan konglomerat Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya pertama di Indonesia menurut Forbes, mengalahkan pemilik Grup Djarum.
Merujuk data The Real-Time Billionaires, pada Minggu (25/12), kekayaan bersihnya tercatat senilai US$ 25,2 miliar atau setara Rp 392,69 triliun dengan rerata kurs Rp 15.582 per US$.
Nilai ini lebih tinggi dari kekayaan R. Budi Hartono dengan kekayaan US$ 22,21 miliar (Rp 346,09 triliun). Sedangkan, Michael Hartono tercatat memiliki kekayaan US$ 21,3 miliar (Rp 331,91 triliun).
Sebelumnya, pendiri Bayan Resources ini menjadi orang terkaya kedua di Indonesia versi Majalah Forbes, menggeser posisi konglomerat pemilik Grup Sinar Mas, Widjaja bersaudara. Kekayaan Low Tuck Kwong ditaksir mencapai US$ 12,1 miliar atau setara Rp 188,55 triliun.
Nilai ini meningkat signifikan dari tahun lalu yang nilai kekayaan bersihnya mencapai US$ 2,55 miliar dan menduduki peringkat ke-18 orang terkaya di Indonesia.
Sampai dengan periode 30 September 2022, perusahaan mengantongi pendapatan senilai Rp 51,05 triliun dengan laba bersih Rp 24,81 triliun. Adapun, laba operasional perusahaan mencapai Rp 33,40 triliun.
Saham BYAN sebesar 60,93% dimiliki oleh Low Tuck Kwong selaku pemegang saham pengendali. Lalu, PT Sumber Suryadana memiliki 10% saham. Sisanya merupakan pemegang saham publik sebesar 29,07%.