Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan logistik, PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) melakukan pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (30/3). GTHA merupakan perusahaan ke- 28 yang mencatatkan sahamnya di bursa tahun ini.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.05 WIB, harga saham GTRA turun 34,67% ke level Rp 202 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 150. Saham perusahaan pada pembukaan langsung menyentuh auto reject atas atau ARA.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 8,61 juta dengan nilai transaksi Rp 1,74 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.666 kali, dengan rentang harga penjualan masih berkisar Rp 202 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 382,66 miliar.
Grahaprima menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp 150 dan melepas sebanyak 378,7 juta saham atau setara 20%. GRHA memasang harga batas atas saat penawaran awal atau book building.
Direktur Utama Grahaprima Suksesmandiri Ronny Senjaya mengatakan, optimis dapat memajukan perusahaan setelah menjadi perusahaan publik dengan kode saham GRHA.
"Kami selalu menerapkan tata kelola yang baik dan memberikan kontribusi kepada seluruh stakeholder. Saya optimis perkembangan ekonomi di Indonesia serta bisnis transportasi akan berkembang," katanya di BEI, Kamis (30/3).
Graha Trans akan menggunakan 64,80% dana hasil IPO atau sebesar Rp 36,82 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex) berupa pembelian 38 unit truk.
Sisanya 35,2% untuk modal kerja perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk biaya pengiriman, servis, membeli ban mobil, gaji karyawan, membeli GPS, pembayaran angsuran, dan lain-lain.
Graha Trans didirikan pada tahun 2005 yang bermula di bidang distribusi fast moving consumer goods di wilayah Jabodetabek. Perusahaan lalu masuk ke bidang transportasi dan logistik pada tahun 2012. Kemudian, PT Grahaprima Suksesmandiri memulai bisnisnya dengan nama Graha Trans.