Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sebanyak 63 perusahaan berencana melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Dalam catatan OJK, besaran nilai emisi mencapai Rp 61,7 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal di April masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 84 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 33 emiten.
"Keseluruhan terdapat 115 rencana Penawaran Umum di pipeline OJK dengan nilai sebesar Rp 135,31 triliun. Dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 63 perusahaan nilainya Rp 61,7 triliun," kata Inarno dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/5).
Selain itu, OJK mencatatkan ada 16 penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk (EBUS) Rp 21,06 triliun. Lalu terdapat 12 rencana penawaran umum terbatas (PUT) sebesar Rp 20,5 triliun. Kemudian 24 rencana penawaran umum berkelanjutan EBUS untuk tahap pertama dan kedua sejumlah Rp 31,9 triliun.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 383 Penerbit hingga 28 April 2023. Tercatat ada 147.142 pemodal dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 828,58 miliar.
Inarno juga mengatakan, pergerakan pasar saham pada April 2023 menguat 1,62% dalam perhitungan bulan berjalan atau month to date (mtd) ke level 6.915,72, dengan non-resident mencatatkan aliran dana masuk sebesar Rp 12,29 triliun.
Adapun secara tahun berjalan atau year to date (ytd), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 0,95% dengan non-resident membukukan pembelian bersih sebesar Rp 18,91 triliun.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan 49 perusahaan dalam pipeline untuk mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO). Tujuh di antaranya bergerak di bidang teknologi, termasuk startup.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna memerinci aset perusahaan atau startup yang akan IPO, yakni lima perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar. Lalu ada 28 perusahaan skala menengah dengan aset Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Serta 16 perusahaan aset skala besar atau di atas Rp 250 miliar.