Simak Rekomendasi Saham Perbankan dari Mirae, Siapa yang Dijagokan?

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Refleksi kaca seorang karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Penulis: Lona Olavia
11/9/2023, 14.00 WIB

Empat bank kakap dinilai mampu melanjutkan kinerja gemilangnya di bulan Juli. Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya melihat pertumbuhan pinjaman dan simpanan yang beragam di antara empat bank besar, yang sesuai dengan kondisi risiko dan tingkat likuiditas yang berbeda.  

Empat bank besar yang dimaksud ialah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

“BBCA tampaknya memiliki pijakan yang paling kuat dari segi likuiditas dan kualitas aset saat ini, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengejar pertumbuhan pinjaman yang lebih agresif dalam beberapa bulan terakhir,” tulis riset Mirae Sekuritas, Senin (11/9).

Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BCA menurutnya sebesar 68,5% pada bulan Juli, sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sudah turun menjadi 1,9% pada bulan Juni.

Sementara BBRI agresif mengejar target pertumbuhan kredit sebesar 10%-12%. Namun dengan LDR mencapai 90% pada bulan Juli, Mirae Sekuritas melihat terbatasnya ruang untuk meningkatkan pertumbuhan pinjaman tanpa mengorbankan marjin, yaitu menaikkan suku bunga deposito.

“Untungnya, PNM dan Pegadaian akan membantu memperkuat kinerja konsolidasi grup,” tulisnya.

Tugas BMRI untuk sisa tahun ini dinilainya tidak terlalu mengkhawatirkan, karena pertumbuhan pinjaman bank, net interest margin (NIM), dan biaya kredit telah berjalan dengan baik. LDR sebesar 85,9% seharusnya memberikan ruang yang luas untuk mempertahankan pinjaman yang kuat pertumbuhan, diikuti dengan tingkat NPL turun menjadi 1,5%.

Key investment metrics (Mirae Asset Sekuritas)

Sedangkan percepatan pendapatan terjadi lebih cepat dari perkiraan mengingat pinjaman yang lebih tinggi dari perkiraan penetapan harga hasil.

“Oleh karena itu, BBNI mungkin akan mengejutkan para pelaku pasar dengan hasil yang lebih baik dari perkiraan pada semester dua 2023,” tulisnya.

Namun likuiditas menjadi perhatian utama terhadap BNI, mengingat LDR telah mencapai 89,8% setelah penurunan setoran pada bulan Juli.

Dengan demikian mengingat prospek pendapatan yang positif, sekuritas tersebut mempertahankan seruan overweight di sektor perbankan.

Lebih lanjut melihat dinamika terkini, Mirae Sekuritas memberikan beberapa rekomendasinya:

  • Meningkatkan seruan pada BBCA dan BBRI dari hold menjadi trading buy.
  • Turunkan seruan BBNI dari beli ke perdagangan beli.
  • Tetap melakukan hold call pada BMRI.

“Perkiraan kami target harga tetap tidak berubah, dengan BBCA dan BMRI terus menjadi pilihan pilihan kami,” tulis Mirae Sekuritas.

Namun ada risiko-risiko utama yang harus diwaspadai investor yakni terkait ketidakpastian perekonomian domestik dan global, serta kualitas aset yang memburuk. Kemudian pertumbuhan pinjaman yang lebih lambat dan volatilitas nilai tukar.

Berdasarkan laporan bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan pinjaman kembali meningkat menjadi 8,5% secara tahunan di bulan Juli sehingga total pinjaman di perbankan menjadi Rp 6.686 triliun. Namun NPL bruto kembali naik ke 2,51% di bulan Juli yang menandakan masih lemahnya kesehatan keuangan peminjam.

Laporan bulanan OJK juga menunjukkan bahwa pertumbuhan total simpanan akhirnya pulih setelah empat bulan berturut-turut mengalami penurunan menjadi 6,6% secara tahunan di bulan Juli mencapai Rp 8.064 triliun.