Perkembangan bursa karbon Indonesia atau Indonesia Carbon Exchange (ICX) dinilai lebih unggul dibandingkan negara tetangga.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, dari segi nilai transaksi, ICX sudah melebihi transaksi yang ada di bursa karbon Malaysia. Padahal bursa karbon Malaysia lebih dahulu diluncurkan daripada Indonesia.
Bursa karbon Indonesia diluncurkan 26 September 2023 oleh Presiden Joko Widodo. Sedangkan bursa karbon Malaysia sudah lebih dahulu diluncurkan pada Desember 2022.
Jeffrey menyampaikan, nilai transaksi pada peluncuran perdana bursa karbon Indonesia di Gedung BEI merupakan pencapaian luar biasa. Terlebih persiapan peluncuran perdana bursa karbon Indonesia terbilang serba cepat.
Saat regulasi diinformasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lanjutnya, belum ada sepekan kemudian, BEI langsung mencari calon pembeli potensial.
“Di hari pertama membukukan transaksi cukup baik. Sampai hari ini atau kemarin 12 Oktober sudah membukukan transaksi 459.970 ton karbon dioksida ekuivalen atau tCO2e. Sedangkan di Malaysia dari Maret sampai Oktober 2023 membukukan transaksi 166.500 tCO2e,” kata Jeffrey dalam sosialisasi perdagangan karbon melalui ICX Carbon, Jumat (13/10).
Sementara Tokyo Stock Exchange (TSE) Jepang yang mulai memperdagangkan kredit karbon pada Rabu (11/10) baru mencatatkan 4.732 tCO2e.
“Angka ini tentu memberikan optimisme bagi kita dan mencerminkan betapa besarnya potensi ekonomi karbon di negara kita. Seyogyanya bisa dinikmati sebesar-besarnya oleh segenap komponen di negara ini,” kata Jeffrey.
Lebih lanjut untuk mendorong transaksi bursa karbon, BEI terus mensosialisasikan bursa karbon kepada emiten, media, dan juga anggota bursa. Adapun menurutnya bursa karbon berbeda dengan bursa saham dan tidak selikuid bursa saham.
Oleh karena itu, BEI terus melakukan sosialisasi dan pertemuan dengan beberapa perusahaan potensial. Dia berharap hal tersebut mampu mendorong jumlah permintaan dan suplai pada transaksi karbon, sehingga bursa karbon akan lebih likuid.
Sebagai informasi, dalam peluncuran perdana bursa karbon ada 13 transaksi dengan jumlah volume transaksi sebesar 459.914 tCO2e.
Adapun, harga pembukaan pasar reguler senilai Rp 69.600. Transaksi itu naik dengan harga penutupan pasar reguler senilai Rp 77.000. Total volume tercatat 459.953 ton tCO2e dengan total transaksi sebanyak 22 transaksi, total pembeli 15 pengguna jasa, dan total penjual hanya satu pengguna jasa. Dengan demikian, total pengguna jasa tercatat sebanyak 16 pengguna jasa.
Sementara penyedia unit karbon pada perdagangan perdana kali ini yaitu Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).