Mandiri Sekuritas merekomendasikan sektor yang defensif seperti sektor kebutuhan pokok konsumen atau consumer staples dan telekomunikasi sampai dengan akhir tahun sebagai bagian dari tahun politik.
"Menyikapi situasi seperti ini, kuartal empat 2023 dan kuartal pertama tahun depan, kami cenderung pemilihan sahamnya di consumer staples, telekomunikasi, selektif di perbankan, dan sedikit komoditas," kata Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2023 di Bursa Efek Indonesia, Jumat (27/10).
Dia juga mengatakan alasan untuk memilih consumer staples atau yang lebih dikenal dengan FMCG (fast moving consumer goods), sebab pertumbuhan dari sisi laba bersih IHSG tahun ini sedang transisi menjadi pertumbuhan dua digit.
Namun menyikapi kuartal dua 2024, Mandiri Sekuritas memberi masukan kepada investor untuk masuk ke long duration asset.
"Untuk masuk tahun 2024, meski ada gonjang-ganjing Pemilu, suku bunga global, kami melihat silver lining-nya adalah pengetatan dan itu hampir selesai secara global, dan growth recovery kita bisa terjadi di 2024 menjadi 11,8%," katanya.
Adrian menjelaskan defisit transaksi berjalan atau current account deficit akan semakin tinggi. Mandiri Sekuritas mengatakan dari sisi pertumbuhan GDP Indonesia akan tumbuh 5,2% di 2024 dari tahun ini sekitar 5%. Dirinya optimis suku bunga Bank Indonesia akan turun mulai 50 basis poin mulai Mei atau Juni 2024.