Indeks bursa Amerika Serikat (AS) melesat pada Senin (20/11), ditopang oleh performa sektor teknologi seperti Microsoft dan Nvidia. Indeks Dow Jonses naik 0,58% menjadi 35.151,04. S&P 500 naik 0,74% menjadi 4.547,38, dan Nasdaq Composite yang bergantung pada saham teknologi melesat 1,13% ke level 4.284,53
Mengutip dari CNBC, Wall Street yang kembali menghijau, antara lain ditopang oleh saham Microsoft yang melesat 2% ke level tertinggi baru dalam 52 minggu. Kenaikan itu terjadi usai CEO Satya Nadella mengumumkan bahwa mantan CEO OpenAI Sam Altman akan bergabung dengan perusahaan tersebut untuk memimpin tim riset kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang baru.
Saham perusahaan pembuat chip, Nvidia juga naik 2,3% dan ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini terjadi menjelang laporan keuangan Nvidia yang dijadwalkan akan dirilis pada Selasa sore.
Pasar AS akan tutup pada hari Kamis karena libur Thanksgiving. Sementara perdagangan pada hari Jumat akan lebih singkat. Perdagangan di sekitar hari libur Thanksgiving dalam beberapa tahun terakhir biasanya tidak stabil. Meski demikian, Berdasarkan data almanak perdagang saham, November tetap menjadi bulan dengan kinerja terbaik bagi Indeks S&P 500. Indeks tersebut telah menguat selama lima hari berturut-turut.
Antusiasime di pasar juga tetao tinggi terutama setelah data inflasi AS yang diumumkan minggu lalu ternyata lebih rendah dari perkiraan. Ini mendorong ekspektasi bahwa The Federal Reserve mungkin akan mempertimbangkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga. Tak hanya itu, imbal hasil juga terus menurun pada hari Senin, terutama setelah lelang obligasi pemerintah AS dengan tenor 20 tahun.
Pakar Strategi Investasi Senior di Ascent Private Capital Management U.S. Bank, Tom Hainlin menyampaikan, salah satu hal yang mendorong reli sejak Oktober hingga hari ini adalah penurunan sekitar 0,5% pada imbal hasil Treasury. Penurunan ini dengan jelas memberikan dukungan terhadap nilai aset. Hainlin juga mencatat bahwa pengeluaran fiskal dan masalah defisit memberikan risiko tekanan pada imbal hasil.
"Jadi kami masih melihat volatilitas di pasar obligasi. Tapi sejauh ini penurunan imbal hasil benar-benar mendukung harga aset berisiko, yang akan menjadi area fokus utama bagi kami pada tahun 2024," kata Hainlin, dikutip dari CNBC pada Selasa (21/11).
Selain itu, Wall Street juga akan mengawasi risalah Fed terbaru, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Selasa.