PT Griptha Putra Persada Tbk resmi tercatat atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/1). Perusahaan dengan kode emiten GRPH tersebut merupakan emiten ke delapan di 2024 dan perusahaan tercatat ke-911 di BEI.
Pada debut perdananya saham GRPH sempat dibuka merosot 31,07% ke level Rp 71 per lembar. Namun sayangnya sesaat kemudian anjlok hingga auto rejection bawah (ARB) 34,95% ke level Rp 67 per lembar pada pukul 09.05 WIB.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 52,19 juta dengan nilai transaksinya Rp 3,64 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.110 kali. Adapun kapitalisasi pasar Griptha Putra Persada tercatat senilai Rp 67 miliar.
Sebelumnya, perusahaan pengelola hotel asal Kudus, Jawa Tengah itu menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 103 per saham dari rentang di kisaran Rp 100 - 105 per lembar.
Dalam IPO ini, perseroan menawarkan sebanyak 200 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga yang ditetapkan, perusahaan yang akan dicatatkan dengan kode efek GRPH ini berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 20,60 miliar. Pada aksi korporasi ini, PT Elit Sukses Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Direktur Utama Griptha Putra Persada, Alexius Kenny Putra Wijaya mengatakan, IPO ini menjadi momen penting bagi GRPH. Sebab tahun ini secara global sektor pariwisata telah menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan paling dinamis dan cepat di seluruh dunia.
Menurut Alexius, efek limpahan yang dipicu oleh pariwisata itu meningkatkan permintaan barang modal dan bahan baku yang mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor seperti transportasi, komunikasi, perhotelan, kerajinan tangan, produk konsumen, jasa, restoran, dan lainya.
Alexius mengatakan, bisnis utama perseroan terbagi menjadi dua segmen usaha yakni hotel dan restoran. Di mana perseroan mengoperasikan Hotel Griptha yang merupakan hotel terbesar dengan luasan 1,1 hektare dan satu-satunya hotel bintang 4 di Kota Kudus serta menjadi icon kota Kudus.
“Fasilitas hotel kami merupakan yang terbaik di Kota Kudus, dengan jumlah kamar sebanyak 138 kamar yang terdiri dari tipe Deluxe, Business dan Suite, serta didukung dengan 7 function room dan 1 ballroom yang dapat menampung kapasitas sebanyak 700 tamu undangan ditambah fasilitas kolam renang, fitness center dan area rekreasi anak,” kata Alexius di Gedung BEI, Kamis (18/1).
Seluruh dana hasil IPO, akan digunakan untuk peningkatan sarana hotel sebesar 48,76%. Secara rinci, sekitar 77,45% akan digunakan untuk pembelian perlengkapan kamar hotel. Kemudian, sebesar 9,84% akan digunakan untuk pembelian perlengkapan ruang meeting, pembelian alat-alat kebugaran sebanyak 6,32%, pembelian satu kendaraan roda empat guna fasilitas pengantaran tamu hotel 5,65%.
Serta sebesar 0,74% akan digunakan untuk pembelian peralatan dapur, antara lain untuk pembelian chiller dan freezer.
Tak hanya itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk pembuatan empat gerai beserta pembelian peralatan dan perabotan gerai restoran cepat saji perseroan dengan nama The Flamexpress sebesar 4,13%.
Secara rinci, pembelian perlengkapan dapur sebanyak 54,99%. Lalu, untuk instalasi listrik dan bangunan gerai sekitar 20,85%, serta sekitar 3,36% akan digunakan untuk biaya sewa empat lokasi gerai baru The Flamexpress selama jangka waktu satu tahun.
Terakhir, sisa dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian persediaan hotel, pembelian bahan baku restoran, pembayaran gaji karyawan, dan biaya listrik.