PT Onix Capital Tbk (OCAP) akan menghapus pencatatan saham alias delisting dan mengubah status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup atau go private di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin (22/1), OCAP meminta restu investor atas rencana go private. Permintaan izin tersebut dilakukan kepada pemegang saham yang namanya tercatat paling lambat pada 28 Desember 2023.

Seiring dengan hal itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan bahwa rencana voluntary delisting Onix Capital telah dipublikasikan pada 14 Desember 2023 lalu. Berdasarkan keterbukaan informasi tersebut menyebutkan bahwa delisting dilakukan sebab perseroan tidak memiliki kegiatan usaha dan belum memiliki rencana usaha baru. 

Sebelumnya, Nyoman mengatakan bahwa bursa telah berkomunikasi dengan OCAP untuk membahas perbaikan kondisi perusahaan demi kepentingan investor. Sebagai langkah tindak lanjut untuk melindungi investor, OCAP perlu melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham.

“Sehingga diharapkan dapat digunakan oleh investor untuk menjual kembali saham yang dimiliki kepada perseroan dengan harga sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Nyoman kepada wartawan, Senin (22/1) kemarin. 

Berdasarkan catatan BEI, saham OCAP telah disuspensi selama lebih dari tiga tahun dengan nilai saat ini sekitar Rp 159 per saham. Tak hanya itu, OCAP tidak memiliki pendapatan, sementara beban operasional terus berjalan, dan perseroan tidak lagi menerima dividen dari entitasnya.

Sebagai tindak lanjut keputusan go private, OCAP berencana melakukan pembelian kembali seluruh saham publik atau kurang dari 5%, yaitu sebanyak 32,78 juta lembar. Buyback ini mencakup 12% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga nominal Rp 200 per lembar. Padahal berdasarkan pantauan pasar, saham ONIX sempat menyentuh level tertingginya di Rp 2.100 pada 10 Juni 2019.

Dengan demikian, perseroan menyiapkan dana maksimal Rp 6,55 miliar. Transaksi buyback itu akan dilakukan di BEI oleh PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk (YULE) sebagai perantara pedagang efek.

Per 29 Desember 2023, pemegang saham terbesar OCAP yakni UOB Kay Hian dengan 122,94 juta lembar atau 45,00%, diikuti oleh Djajusman Suryo Wijono dengan kepemilikan 35%. Sementara itu, Hardijanto A memiliki 21,84 juta lembar atau 7,99% dan pemegang saham publik atau masyarakat memiliki 12%.

Sedangkan perkiraan periode buyback saham Onix Capital akan dimulai pada 24 Januari 2024 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada 24 April 2024 pukul 16.00 WIB.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila