Staf Khusus Menteri BUMN Sebut IPO Bukan Satu-satunya Cara Galang Dana

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Pengunjung melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
30/1/2024, 15.57 WIB

Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan tidak akan berjalan pada 2024. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya minat para investor.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan IPO perusahaan pelat merah yang tidak jadi melantai pada 2024, bukan satu masalah. Menurutnya, banyak pilihan untuk mendapatkan pendanaan.

"Pendanaan ada berapa pilihan, bisa saja joint venture, cari rekan strategis," kata Arya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/1).

Selain itu, Arya menegaskan perusahaan BUMN tidak akan kekurangan dana walaupun rencana IPO mundur. Dirinya menilai jika mencari dana bukan satu-satunya alasan BUMN untuk melantai di Bursa Efek Indonesia atau BEI.

"Kan kami tujuannya ekspansi ya. IPO itu untuk ekspansi," sebutnya.

Arya juga menyebut BUMN akan meninjau kembali minat pasar terhadap IPO perusahaan-perusahaan pelat merah. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmadja sebelumnya menyampaikan belum ada rencana IPO perusahaan pelat merah dalam waktu dekat ini.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan jika BUMN sedang melihat kondisi pasar. Dirinya menerangkan jika BUMN merasa minat para investor masih kurang, misalnya saja seperti Pertamina Hulu Energi atau PHE yang sebelumnya direncanakan melantai di Bursa.

"Ya tergantung appetite. PHE kemarin appetite ternyata kurang, kami tahan dulu," kata Tiko kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/1). Tiko juga menyampaikan perkembangan soal rencana IPO PalmCo yang kemungkinan akan melantai di Bursa pada 2025 tahun depan.

Saat ini, kata Tiko, BUMN sedang mengamati pasar sebelum perusahaan pelat merah secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa. "Tahun depan mungkin PalmCo tapi setelah pasarnya benar. Pupuk Kaltim tidak karena masih banyak subsidi. Inalum belum," sebut Tiko.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail