Kapitalisasi Pasar Berkshire Milik Warren Buffett Dekati US$1 Triliun

Flickr/Asa Mathat/Fortune Live Media
Kapitalisasi pasar saham Berkshire Hathaway Inc milik Warren Buffett mendekati US$1 triliun atau sekitar Rp 15,5 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS), pada Senin (26/2).
Penulis: Hari Widowati
27/2/2024, 13.13 WIB

Kapitalisasi pasar saham Berkshire Hathaway Inc mendekati US$1 triliun atau sekitar Rp 15,5 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS), pada Senin (26/2). Namun, Chief Executive Officer (CEO) Berkshire Hathaway Warren Buffett memperingatkan para investor bahwa kinerja saham yang meroket kemungkinan besar akan berlalu.

Menurut laporan CNN.com, saham Berkshire Hathaway (BRK.B) mengalami lonjakan hampir 2%, menjadi US$429 (Rp 6,65 juta), pada perdagangan Senin (26/2) setelah ditutup dengan kapitalisasi pasar US$905 miliar pada Jumat (23/3) lalu. Hanya segelintir perusahaan di seluruh dunia yang pernah mencapai kapitalisasi pasar US$1 triliun, di antaranya adalah raksasa teknologi Amazon, Apple, dan Microsoft.

Konglomerasi bisnis yang berbasis di Omaha, Nebraska ini melaporkan rekor penimbunan uang tunai dalam pendapatan kuartal keempatnya. Berkshire memiliki uang tunai sekitar US$167,6 miliar (Rp 2,6 kuadriliun) dalam bentuk kas dan setara kas pada akhir kuartal keempat 2023.

Nilai dana tunai Berkshire ini memecahkan rekor tertinggi pada kuartal sebelumnya sebesar US$157,2 miliar (Rp 2,44 kuadriliun). Untuk tahun ini, pendapatan operasional naik menjadi US$37,3 miliar (Rp 578,15 triliun), setelah mencetak rekor US$30,8 miliar (Rp 477,4 triliun) pada tahun 2022.

Namun, dalam surat tahunan Buffett yang dikirimkan kepada para pemegang saham pada akhir pekan lalu, investor dan CEO terkenal ini mengatakan bahwa ia berusaha mengelola ekspektasi. Dia menekankan bahwa umur panjang dan keteguhan adalah inti dari etos perusahaan, dan menambahkan bahwa transaksi seismik dan kinerja yang meroket kemungkinan besar sudah berlalu.

"Berkshire harus melakukan sedikit lebih baik daripada rata-rata perusahaan Amerika dan, yang lebih penting, juga harus beroperasi dengan risiko kehilangan modal yang jauh lebih kecil," tulisnya seperti dikutip CNN.com. "Apa pun yang lebih dari sedikit lebih baik adalah angan-angan belaka."

Pria yang dijuluki Si Peramal dari Omaha ini mencatat kurangnya kesempatan bagi Berkshire Hathaway untuk berinvestasi atau mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang akan memberikan kesan finansial yang kuat pada kinerja konglomerasi itu.

"Hal ini terutama berlaku untuk bisnis di luar Amerika Serikat," kata Buffett. Ia menambahkan, secara internasional pada dasarnya tidak ada kandidat yang menjadi pilihan yang berarti untuk penempatan modal Berkshire.

Pada 2023, Berkshire meningkatkan investasinya di lima perusahaan besar Jepang: Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo. Perusahaan-perusahaan ini mencakup berbagai industri, termasuk produksi tekstil, pertambangan, listrik, dan manufaktur otomotif.

Karena minat terhadap perusahaan-perusahaan ini lebih luas daripada Berkshire, Buffett mengatakan bahwa ada kemungkinan investasi tersebut akan membuka peluang bagi Berkshire untuk bermitra di seluruh dunia dengan lima perusahaan besar yang dikelola dengan baik dan dihormati.

Namun, membeli saham untuk membangun posisi besar di perusahaan-perusahaan ini merupakan upaya jangka panjang yang membutuhkan kesabaran. "Prosesnya seperti membalikkan kapal perang," tulis Buffett.