CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett kembali menegaskan strategi investasinya dengan menimbun uang tunai hingga Rp 5.400 triliun sebagai langkah hati-hati atas potensi gejolak ekonomi. Apa alasanny
Warren Buffett mengisyaratkan ia akan menjual beberapa kepemilikan sahamnya tahun ini dengan anggapan tarif pajak capital gain pada suatu saat akan naik untuk menutup defisit anggaran AS.
Perusahaan investasi Warren Buffett telah meraup dana lebih dari US$10 miliar (Rp 156 triliun) dari penjualan sahamnya di Bank of America (BofA) sejak Juli lalu.
Warren Buffett melalui Berkshire telah memangkas kepemilikannya di BofA sebesar 14,5% dengan penjualan 150,1 juta saham senilai US$6,2 miliar (Rp 96,29 triliun).
Penjualan besar-besaran saham teknologi baru-baru ini memicu kecemasan resesi AS, namun bisa menguntungkan bagi miliader Warren Buffet yang memegang portofolio besar.
Setelah menjual saham Apple, Warren Buffett Buffett memilih menyimpan uang tunai hampir US$ 277 miliar atau sekitar Rp 4.495 tiliun hingga kuartal kedua tahun ini.
Salah satu tokoh yang paling berpengalaman dalam investasi, Warren Buffett, menyatakan tidak ingin membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya walaupun harganya murah
Warren Buffett sangat vokal dalam menyuarakan kehati-hatiannya terhadap Bitcoin dan pasar mata uang kripto yang lebih luas, dengan memprediksi hasil yang suram.
Warren Buffett menekankan bahwa umur panjang dan keteguhan adalah inti dari etos perusahaan, dan menambahkan bahwa transaksi seismik dan kinerja yang meroket kemungkinan besar sudah berlalu.