PT United Tractors Tbk (UNTR), emiten kontraktor pertambangan, telah meningkatkan target penjualan alat beratnya menjadi 4.500 unit hingga akhir 2024. Sebelumnya, target yang ditetapkan hanya sebesar 4.000 unit.
Sekretaris Korporasi United Tractors, Sara K. Loebis, revisi target ini menunjukan peningkatan permintaan, terutama dari sektor pertambangan yang terus menunjukkan tren positif.
Permintaan yang stabil ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas tambang yang membutuhkan peralatan berat dalam skala besar untuk mendukung operasional mereka. UNTR optimistis bahwa kondisi pasar yang mendukung ini akan membantu perusahaan mencapai target penjualan yang baru.
“Outlook untuk akhir tahun ini agak membaik, jadi kami targetkan di 4.500 unit,” kata Sara dalam Astra Media Day di Menara Astra, Jakarta, Rabu (18/9).
Hingga Juli 2024, PT United Tractors Tbk (UNTR) melaporkan volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit, turun 29% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencatat penjualan sebanyak 3.551 unit. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.
Dari total penjualan tersebut, sebanyak 63% diserap oleh sektor pertambangan, diikuti sektor perkebunan sebesar 14%, konstruksi 13%, dan kehutanan 10%. Selain itu, penjualan UD Trucks juga mengalami penurunan 47%, dari 195 unit menjadi 103 unit, sementara penjualan Scania turun 56%, dari 526 unit menjadi 229 unit. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya permintaan di sektor pertambangan.
Mulai Tinggalkan Batu Bara
Di samping itu, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) itu mengungkap tidak akan menambah portofolio tambang batu bara dan pembangkit listrik berbasis batu bara. Sara mengatakan, perusahaan akan tetap melakukan kegiatan pertambangan, namun tidak lagi berfokus pada batu bara.
Adapun UNTR akan beralih ke pertambangan emas yang dioperasikan melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Juta Raya (SJR). Selain itu, UNTR juga memiliki tambang nikel di Stargate, yang berlokasi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, serta partisipasi di tambang nikel.
Dalam sektor energi terbarukan, Sara mengatakan UNTR juga mengembangkan bisnis pembangkit listrik tenaga mini hydro, instalasi solar EV, dan juga masuk ke dalam bisnis geothermal. “Kami akan mengembangkan bisnis itu pada mineral-mineral lain,” kata Sara.