Ketegangan Geopolitik Dorong Kinerja Bisnis United Tractors (UNTR)

dokumen
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah menguntungkan UNTR dengan meningkatkan permintaan alat berat tetapi berdampak pada penurunan laba bersih dan pendapatan tahunannya.
7/10/2024, 18.09 WIB

PT United Tractors Tbk (UNTR) mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah justru membawa pengaruh positif terhadap bisnis mereka di sektor alat berat, konstruksi, dan energi. Kenaikan harga minyak, yang dipicu oleh ketidakstabilan wilayah tersebut, menjadi salah satu faktor yang menguntungkan bagi perusahaan di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Direktur UNTR, Edhie Sarwono, menjelaskan bahwa meskipun situasi ini berdampak positif pada beberapa aspek bisnis, perusahaan tetap berhati-hati dalam menyikapi perkembangan geopolitik global. Menurutnya, lonjakan harga minyak bisa memengaruhi berbagai sektor, termasuk sektor energi yang menjadi salah satu fokus utama bisnis United Tractors.

“Energi juga meningkat dan sebagainya, kita waspada,” kata Edhie kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/10). 

Edhie menjelaskan bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah berpotensi mempengaruhi berbagai lini bisnis perusahaan yang bergerak di sektor alat berat, konstruksi, dan energi. Meskipun ada kemungkinan penurunan permintaan dalam jangka pendek, kenaikan permintaan di sektor energi diharapkan dapat mendorong kebutuhan alat berat, memberikan peluang bagi UNTR untuk tetap tumbuh.

Namun, Edhie menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi kondisi makroekonomi Indonesia. Fluktuasi ini, menurutnya, bisa berdampak pada sejumlah industri dalam negeri, terutama di sektor energi, seperti batu bara dan emas.

Dengan proyeksi bahwa harga emas dapat mengalami kenaikan tahun depan, Edhie optimis bahwa hal ini akan membawa keuntungan bagi perusahaan, mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan meskipun di tengah tantangan yang ada.

“Tapi kan kita kadang sedih juga, ya, kenapa kok ada perang terus kita menikmati hasil daripada perang. Kadang-kadang visi itu yang kami harapkan tidak terjadilah,” tambahnya. 

Kinerja UNTR 

UNTR mencatatkan laba bersih Rp 9,53 triliun di semester I 2024, turun 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan perusahaan turun 6% menjadi  Rp 68,6 triliun di semester I menurun 6% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Penghasilan UNTR dikontribusikan oleh kontraktor penambangan sebesar Rp 27,93 triliun, mesin konstruksi Rp 15,6 triliun, dan pertambangan batu bara sebesar Rp 15,46 triliun. 

Makin Serius Garap Bisnis Energi Baru Terbarukan

Di samping itu, semakin serius menggarap bisnis energi baru terbarukan (EBT). Setelah berinvestasi di sektor geothermal (panas bumi), perusahaan melirik pengembangan energi surya.  Direktur United Tractors Edhie Sarwono mengatakan emiten alat berat itu menunjukkan komitmennya di sektor energi terbarukan lewat investasi besar di sektor panas bumi. Perusahaan menyiapkan investasi hingga triliunan rupiah untuk bisnis EBT.   

“Kami tetap bekerja sama dengan Supreme Group dalam berbagai kegiatan. Kami melakukannya dengan hati-hati dan penuh pertimbangan, jadi kami sangat serius,” kata Edhie kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/10).  

Di samping potensi panas bumi, Edhie mengatakan, United Tractors juga melihat potensi energi surya. Namun, ia menegaskan transisi ini tidak akan langsung menggantikan seluruh bisnis yang ada saat ini.   

Ia menyebut hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah mengenai porsi energi terbarukan di Indonesia, yang harus disesuaikan dengan investasi yang sudah dilakukan oleh PLN dan pihak lainnya. Karena itu, perusahaan berupaya mencari keseimbangan dengan mengikuti kebijakan pemerintah dan kondisi pasar yang ada.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila