Rupiah tercatat menguat menjadi Rp16.265 per dolar AS, didorong oleh berbagai sentimen global dan prediksi penguatan lebih lanjut meski terdapat ketegangan geopolitik.
Pegadaian mencatat kenaikan transaksi Tabungan Emas mencapai Rp1,5 triliun pada April 2025, empat kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya, sebagai respons atas ketidakpastian ekonomi global.
PMI Manufaktur Indonesia naik menjadi 53,6 di Februari 2025, menandai peningkatan pesanan baru dan produksi, serta menampakkan prospek positif bagi perekonomian nasional meski penantian geopolitik.
Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, pada saat yang sama negara ini sedang menjalani proses aksesi di OECD. Keputusan ini dianggap dapat mempengaruhi posisi tawar Indonesia di kancah internasional.
Keanggotaan BRICS menawarkan peluang sekaligus risiko geopolitik yang signifikan, mengingat hubunganantas negara di blok dan kebutuhan menjaga keseimbangan diplomasi dengan Barat.
Meski perang di Timur Tengah memanas, Menteri Keuangan Sri Mulyani yakin Indonesia dapat mengatasi dampak geopolitik global, berlandaskan prinsip kerja sama internasional dan netralitas.
Rupiah mengalami fluktuasi serius di 2024, dimulai dari Rp 15.719 hingga mencapai Rp 16.248 pada Desember, dipicu oleh kuatnya dolar AS dan konflik geopolitik.
Jika kepresidenan Donald Trump memberlakukan tarif impor AS yang memicu perang dagang, hal ini dapat berarti inflasi, perlambatan ekonomi global, atau keduanya.
Menko Airlangga Hartarto, mengemukakan pengembangan KEK sebagai langkah vital pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% di tengah kondisi geopolitik yang dinamis.
Rupiah menguat sebesar delapan poin mencapai Rp 15.937 per Dolar AS di tengah kekhawatiran efek kebijakan Trump dan konflik geopolitik yang mengguncang pasar global.
Lawatan Presiden Prabowo ke Cina menimbulkan kontroversi lantaran mengeluarkan pernyataan bersama untuk mengelola wilayah maritim yang selama ini masih tumpang tindih.
Bank Indonesia menyatakan tetap pada suku bunga acuan 6% untuk menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam situasi geopolitik global yang tidak pasti.
Indonesia mengalami inflasi, dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan suku bunga The Fed pada Oktober 2024.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyatakan bahwa risiko geopolitik tetap tinggi akibat konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah, yang berdampak pada perekonomian global, termasuk RI.