Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penurunan 0,74% pada level 7.501 pada akhir perdagangan Rabu (9/10). Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa sentimen yang datang baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Ajaib Sekuritas menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, berpotensi melanjutkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November mendatang. Hal ini dapat memberi dampak pada pasar global dan mempengaruhi sentimen investor.
Dari sisi ekonomi Asia, Jepang melaporkan angka Cadangan Devisa (Cadev) untuk bulan September 2024 mencapai USD 1,24 triliun, yang menunjukkan kenaikan signifikan sebesar USD 19,14 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Posisi ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak April 2024, di mana sebagian besar kenaikan didorong oleh cadangan emas yang kini mencapai USD 71,52 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus yang tercatat sebesar USD 68,36 miliar.
" Lalu cadangan emas mencapai USD 71,52 miliar lebih tinggi dari bulan Agustus 2024 sebesar US$ 68,36 miliar," tulis Ajaib Sekuritas dalam keterangan resminya, Rabu (8/10).
Pada perdagangan hari ini, data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 12,76 triliun dengan volume 34,47 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1.212.199 kali. Sebanyak 237 saham menguat, 334 saham terkoreksi, dan 228 saham tidak bergerak. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini menjadi Rp 12.552,84 triliun.
Bursa Asia bergerak bervariasi seiring dengan melemahnya IHSG. Nikkei 225 naik 0,87%, Hang Seng Seng turun 1,38% dan Straits Times naik 0,51%. Sementara Shanghai Composite juga terpantau mengalami kenaikan 0,51%.
Saham top gainers:
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS)
Saham top losers:
- PT PP Presisi Tbk (PPRE)
- PT Suni Pratama Tbk (SUNI)
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
- PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX)
- PT Adhi Karya Tbk (ADHI)