PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan laba sebesar Rp 69,32 miliar hingga kuartal ketiga 2024. Angka tersebut melonjak hingga 195% secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu Rp 23,53 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, seiring dengan kenaikan laba, pendapatan Adhi Karya justru turun. Pendapatan ADHI anjlok 20% yoy menjadi Rp 9,16 triliun dari sebelumnya Rp 11,44 triliun.
Secara rinci, pendapatan usaha dari usaha teknik dan konstruksi sebesar Rp 7,20 triliun sepanjang Januari – September 2024. Kemudian properti dan pelayanan menyumbang Rp 378,34 miliar, manufaktur Rp 1,25 triliun, hingga investasi dan konsesi Rp 315,31 miliar.
Berikut rincian pendapatan usaha ADHI berdasarkan jenis usaha:
30 September 2024 | 30 September 2023 | |
Teknik dan Konstruksi | Rp 7.209.591.131.880 | Rp 9.441.669.960.442 |
Properti dan Pelayanan | Rp 378.349.645.737 | Rp 427.157.251.317 |
Manufaktur | Rp 1.258.311.993.172 | Rp 960.019.586.892 |
Investasi dan Konsesi | Rp 315.318.182.207 | Rp 620.102.233.248 |
Total | Rp 9.161.570.952.996 | Rp 11.448.949.031.899 |
Kemudian beban pokok pendapatan ADHI menyusut 19,7% menjadi Rp 8,29 triliun sepanjang Januari–September 2024 dari sebelumnya Rp 10,32 triliun. Alhasil laba bruto turun menjadi Rp 863,58 miliar dari periode yang sama sebelumnya Rp 1,11 triliun pada 2023.
Hingga September 2024, beban usaha ADHI naik 13,17% menjadi Rp 608,14 miliar, dari sebelumnya Rp 537,36 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan beban ini berdampak pada penurunan laba usaha sebesar 56,14%, dari Rp 582,44 miliar menjadi Rp 255,43 miliar.
Meskipun demikian, laba ventura bersama perusahaan naik signifikan sebesar 104,86% menjadi Rp 568,73 miliar dari Rp 277,61 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan mencatatkan keuntungan dari entitas asosiasi sebesar Rp 7,89 miliar hingga September 2024, berbalik dari kerugian sebesar Rp 2,28 miliar pada September 2023.
Pendapatan lainnya juga meningkat menjadi Rp 83,30 miliar pada kuartal III 2024, dibandingkan Rp 70,67 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi neraca, ekuitas perusahaan mencapai Rp 9,31 triliun pada September 2024, naik dari Rp 9,21 triliun pada Desember 2023. Liabilitas perusahaan turun menjadi Rp 25,30 triliun hingga kuartal III 2024 dari sebelumnya Rp 31,27 triliun pada Desember 2023.
Kemudian, total aset perusahaan juga turun menjadi Rp 34,61 triliun pada September 2024, dari sebelumnya Rp 40,49 triliun pada Desember 2023.