PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengumumkan rencana untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) anak perusahaannya di bidang batu bara termal, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Manajemen Adaro menyatakan, IPO maksimum 7 miliar saham AAI akan dilakukan seiring dengan proses penawaran umum perdana AAI.
Kemudian harga Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) terendah telah ditetapkan sebesar US$ 2,45 miliar atau Rp5.425 per lembar. Sementara harga tertinggi mencapai US$ 2,63 miliar atau seharga Rp5.825 per lembar.
Analis Investasi dari Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani menjelaskan bahwa setelah IPO, kepemilikan ADRO di AAI akan terdilusi dari 100% menjadi 90%. Adapun harga penawaran PUPS ditentukan berdasarkan volume weighted average price atau harga rata-rata tertimbang yang ditetapkan setelah penutupan perdagangan di hari IPO AAI.
Menurut perhitungan Stockbit Sekuritas, harga penawaran IPO ini mencerminkan valuasi sebesar 2,95-3,17 kali price earnings ratio. Di sisi lain, harga IPO AAI masih belum diketahui.
Selain itu, Stockbit Sekuritas menyebutk bahwa setiap pemegang 100 saham ADRO akan memiliki hak untuk memesan 23 saham AAI dalam PUPS.
“Dengan asumsi seluruh saham AAI yang dimiliki ADRO ditawarkan pada PUPS,” tulis Hendriko dalam risetnya, Kamis (17/10).
Dengan melepaskan AAI, Hendri menyebut laba Adaro Energy bakal merosot. Diperkirakan, earnings per share (EPS) tahunan 2024 akan mencapai Rp 282,4 setelah spin-off, sehingga ADRO akan diperdagangkan dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 13,6 kali berdasarkan harga saham Rp3.850 per lembar. Di sisi lain, nilai buku per semester pertama 2024 diperkirakan sebesar Rp 3.820 per saham, sehingga rasio harga terhadap nilai buku (PBV) menjadi 1,01 kali.