Reli Bitcoin Bikin Harganya Kini Sentuh Rp 1,45 Miliar per Keping

pexels
Harga Bitcoin (BTC) terus menunjukkan tren kenaikan pada Sabtu (16/11).
16/11/2024, 11.37 WIB

Harga aset Bitcoin (BTC) terus menunjukkan tren kenaikan pada Sabtu (16/11). Berdasarkan data dari CoinGecko, dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin naik 4,7% mencapai US$ 91.299 atau setara Rp 1,45 miliar, dengan total kapitalisasi pasar mencapai US$ 1,8 triliun.

Selain Bitcoin, sejumlah aset kripto lainnya juga mengalami penguatan dalam 24 jam terakhir. Ethereum (ETH) mencatatkan kenaikan 0,7% dan kini diperdagangkan di harga US$ 3.101. XRP melonjak 11,1% menjadi US$ 0,918, sementara Solana (SOL) tercatat naik 3,8% menjadi US$ 219,08. Cardano (ADA) mengalami kenaikan signifikan sebesar 15,9%, mencapai US$ 0,6754, dan Dogecoin (DOGE) sedikit menguat 0,3% di level harga US$ 0,379.

Dilansir dari Daily Coin, pertumbuhan Bitcoin yang saat ini terjadi memicu prediksi bahwa harga aset digital akan naikUS$ 100 ribu. Bahkan, Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin bisa meroket hingga US$ 200 ribu pada akhir 2025. Sementara itu, Ethereum diprediksi akan mencatatkan rekor tertinggi baru di level US$ 10 ribu dalam setahun mendatang. 

Selain itu, data menunjukkan adanya perubahan besar dalam volume transaksi ritel selama 30 hari terakhir, yang mencapai level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Tren ini menggambarkan bahwa bukan hanya pelaku institusi yang berperan dalam kenaikan harga, tetapi juga antusiasme yang tinggi dari para investor ritel.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa lonjakan harga Bitcoin mencerminkan meningkatnya kepercayaan pasar terhadap aset kripto tersebut. Hal ini membuka peluang bagi Bitcoin untuk mencapai harga yang lebih tinggi lagi di masa depan. Faktor-faktor eksternal, seperti perkembangan kebijakan global dan meningkatnya minat dari institusi keuangan besar, turut berkontribusi dalam mendorong tren positif ini.

"Saya optimistis Bitcoin ke depan akan semakin menarik, tidak hanya bagi investor ritel, tetapi juga bagi institusi yang mencari diversifikasi aset di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar Oscar dikutip Antara.