Saham ADRO Mulai Bangkit Usai Rontok 2 Hari Beruntun

Katadata
Emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mulai bangkit pada perdagangan saham awal pekan ini, Senin (2/12).
2/12/2024, 13.07 WIB

Emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mulai bangkit pada perdagangan saham awal pekan ini, Senin (2/12). 

Berdasarkan penutupan perdagangan sesi pertama siang ini, saham ADRO melesat 12,50% ke level Rp 2.340 per lembar saham. Saham emiten batu bara itu dibuka di harga Rp 2.090 pagi ini. Adapun volume yang diperdagangkan tercatat 395,2 juta dengan nilai transaksi Rp 881,9 miliar, frekuensi 57,39 ribu, dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 71,98 triliun.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa berdasarkan grafik mingguan, saham ADRO sudah berada di level jenuh jual (oversold) dengan level support utama di 2010 dan resistance utama di 2890.

Accumulative buy,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Senin (2/12). 

Sementara menurut Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia, aksi jual asing masih signifikan dan berpotensi akan ada tekanan lanjutan pada saham ADRO dapat menjadi sentimen negatif bagi IHSG. 

Sebelumnya emiten milik konglomerat Boy Thohir itu sempat rontok pada perdagangan saham, Jumat (29/11).  Berdasarkan penutupan perdagangan sesi pertama, saham ADRO rontok 22,83% ke level Rp 2.130 per lembar saham. Volume yang diperdagangkan tercatat 880,76 juta dan kapitalisasi pasarnya turun menjadi Rp 65,52 triliun.  

Tak hanya itu, pada penutupan perdagangan sebelumnya, Kamis (28/11), saham ADRO bahkan menyentuh auto reject bawah atau ARB hingga anjlok 25% atau merosot 920 poin ke level Rp 2.760 per lembar saham. Kapitalisasi pasarnya juga turun menjadi Rp 84,90 triliun. 

“Memang pelemahan harga saham ADRO tersebut sejalan dengan offering saham Adaro Andalan (AADI),” kata Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, kepada Katadata.co.id, Kamis (28/11). 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila