Daftar Saham Motor Likuiditas IHSG Sepanjang Tahun: BBCA, ASII, PANI hingga PTRO

Ira Guslina Sufa
28 Desember 2025, 09:50
Pengunjung berada di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,53% atau 42,69 poin ke level 8.051 pada penutupa
Katadata/Fauza Syahputra
Pengunjung berada di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun berjalan ditopang oleh sejumlah sektor yang mencatatkan aktivitas transaksi dan nilai perdagangan signifikan. Di tengah tekanan koreksi indeks dan melemahnya likuiditas harian, saham-saham unggulan lintas sektor tetap menjadi jangkar pergerakan IHSG, terutama yang didukung aliran dana investor asing.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan beli bersih Rp 4,03 triliun sepanjang periode 22–24 Desember 2025. Meski demikian, IHSG terkoreksi 0,83% dan ditutup di level 8.537,91.

Tekanan terhadap indeks sepanjang pekan terakhir terjadi seiring turunnya rata-rata nilai transaksi harian sebesar 30,91% menjadi Rp 23,69 triliun serta penyusutan volume transaksi 18,44% menjadi 38,33 miliar saham. Kapitalisasi pasar bursa juga turun 1,17% menjadi Rp 15.603 triliun.

Pada pekan keempat Desember, sejumlah saham tercatat menjadi penahan pelemahan IHSG. Saham PT MD Entertainment Tbk (FILM) menjadi penopang terbesar dengan kontribusi 23,49 poin indeks. Likuiditas terjadi seiring lonjakan harga sahamnya yang melesat lebih dari 32% dalam sepekan.

Selain itu, saham berkapitalisasi besar seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyumbang 5,44 poin, diikuti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar 4,70 poin, serta PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang berkontribusi 4,49 poin. Saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga masuk dalam jajaran penahan pelemahan indeks.

Kinerja IHSG Sepanjang Tahun Berjalan

Bila dirunut lebih jauh, data perdagangan BEI menunjukkan IHSG sepanjang tahun berjalan hingga November 2025 ditopang sektor-sektor dengan nilai transaksi besar dan pertumbuhan solid. Sektor energi dan basic materials menjadi motor utama likuiditas pasar, masing-masing mencatatkan nilai transaksi Rp 476,70 triliun dan Rp 471,40 triliun, dengan pertumbuhan tahunan 43,78% dan 24,17%.

Saham-saham seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) mendominasi aktivitas transaksi di sektor energi. Sementara itu, di sektor material dasar, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi kontributor utama, seiring kuatnya minat investor terhadap saham berbasis komoditas.

Dari sektor berbasis konsumsi dan industri, saham PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), hingga PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turut menjaga pergerakan indeks. Sektor keuangan tetap menjadi jangkar utama IHSG dengan nilai transaksi terbesar mencapai Rp 782,58 triliun atau sekitar 29,19% dari total perdagangan, didominasi saham perbankan besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sementara itu, sektor properti dan teknologi mencatatkan lonjakan tertinggi secara tahunan, masing-masing tumbuh 114,18% dan 110,03%, ditopang saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), serta PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI). Adapun sektor infrastruktur membukukan nilai transaksi Rp 236,71 triliun, dengan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebagai penopang utama.

Daftar Saham Penggerak Utama IHSG Sepanjang Tahun Berdasarkan Sektor per November 2025 

1. Sektor Energi

Sektor energi menjadi salah satu sektor dengan porsi transaksi terbesar di bursa sepanjang tahun berjalan, dengan nilai perdagangan mencapai Rp 476,70 triliun atau 17,78% dari total transaksi. Nilai transaksi sektor ini tumbuh 43,78% secara tahunan (YoY), mencerminkan kuatnya minat investor terhadap saham energi.

  • PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
    Nilai transaksi: Rp 84,118 triliun (17,6%)
  • PT Petrosea Tbk (PTRO)
    Nilai transaksi: Rp 56,721 triliun (11,9%)
  • PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
    Nilai transaksi: Rp 46,197 triliun (9,7%)

2. Sektor Basic Materials

Sektor material dasar mencatatkan nilai transaksi Rp 471,40 triliun atau 17,59%, dengan pertumbuhan 24,17% YoY. Saham-saham berbasis komoditas menjadi kontributor utama likuiditas di sektor ini.

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
    Nilai transaksi: Rp 75,629 triliun (16,0%)
  • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
    Nilai transaksi: Rp 70,576 triliun (15,0%)
  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)
    Nilai transaksi: Rp 67,332 triliun (14,3%)

3. Sektor Industrials

Nilai transaksi sektor industri mencapai Rp 84,01 triliun, tumbuh 24,29% YoY, ditopang saham berkapitalisasi besar di sektor otomotif dan alat berat.

  • PT Astra International Tbk (ASII)
    Nilai transaksi: Rp 39,158 triliun (46,6%)
  • PT United Tractors Tbk (UNTR)
    Nilai transaksi: Rp 16,699 triliun (19,9%)
  • PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL)
    Nilai transaksi: Rp 9,809 triliun (11,7%)

4. Sektor Consumer Non-Cyclicals

Sektor ini mencatatkan nilai transaksi Rp 185,13 triliun dan tumbuh 42,99% YoY, mencerminkan ketahanan konsumsi domestik.

  • PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
    Nilai transaksi: Rp 22,694 triliun (12,3%)
  • PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI)
    Nilai transaksi: Rp 18,919 triliun (10,2%)
  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
    Nilai transaksi: Rp 12,022 triliun (6,5%)

5. Sektor Consumer Cyclicals

Nilai transaksi sektor ini mencapai Rp 125,08 triliun, tumbuh 13,36% YoY, ditopang saham ritel dan media.

  • PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
    Nilai transaksi: Rp 7,212 triliun (5,8%)
  • PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY)
    Nilai transaksi: Rp 13,926 triliun (11,1%)
  • PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
    Nilai transaksi: Rp 8,911 triliun (7,1%)

6. Sektor Healthcare

Sektor kesehatan membukukan nilai transaksi Rp 51,94 triliun, meski secara tahunan terkoreksi 22,74% YoY.

  • PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
    Nilai transaksi: Rp 13,016 triliun (25,1%)
  • PT Hermina Tbk (HEAL)
    Nilai transaksi: Rp 10,587 triliun (20,4%)
  • PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA)
    Nilai transaksi: Rp 4,641 triliun (8,9%)

7. Sektor Financials

Sektor keuangan tetap menjadi jangkar utama IHSG, dengan nilai transaksi terbesar mencapai Rp 782,58 triliun atau 29,19% dari total perdagangan, relatif stabil dengan pertumbuhan 0,68% YoY.

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
    Nilai transaksi: Rp 234,813 triliun (30,0%)
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
    Nilai transaksi: Rp 185,358 triliun (23,7%)
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
    Nilai transaksi: Rp 184,055 triliun (23,5%)

8. Sektor Properties & Real Estate

Sektor properti mencatatkan nilai transaksi Rp 105,73 triliun dan melonjak 114,18% YoY.

  • PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
    Nilai transaksi: Rp 32,535 triliun (30,8%)
  • PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK)
    Nilai transaksi: Rp 16,476 triliun (15,6%)
  • PT Sentul City Tbk (BKSL)
    Nilai transaksi: Rp 9,821 triliun (9,3%)

9. Sektor Technology

Sektor teknologi mencatatkan lonjakan signifikan dengan nilai transaksi Rp 150,50 triliun, meski secara persentase kenaikannya masih di bawah sektor properti.

  • PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
    Nilai transaksi: Rp 46,200 triliun (30,7%)
  • PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
    Nilai transaksi: Rp 42,261 triliun (28,1%)
  • PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)
    Nilai transaksi: Rp 15,124 triliun (10,0%)

10. Sektor Infrastructures

Nilai transaksi sektor infrastruktur mencapai Rp 236,71 triliun, tumbuh 9,74% YoY, ditopang saham berkapitalisasi besar.

  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
    Nilai transaksi: Rp 59,777 triliun (25,3%)
  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
    Nilai transaksi: Rp 45,414 triliun (19,2%)
  • PT Chandra Daya Investama Tbk (CDIA)
    Nilai transaksi: Rp 25,234 triliun (10,7%)

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...