Trimegah Sekuritas Siapkan Tiga IPO 2025, Termasuk Sektor Konsumer

Fauza Syahputra|Katadata
PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) mengungkapkan rencananya untuk membawa tiga perusahaan melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025.
5/12/2024, 12.33 WIB

PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) mengungkapkan rencananya untuk membawa tiga perusahaan melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025.

Direktur Trimegah Sekuritas Indonesia, David Agus, menjelaskan bahwa fundraising untuk emiten-emiten tersebut bervariasi, mulai dari skala kecil hingga menengah. Namun, ia menegaskan bahwa belum ada yang sebesar IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang berlangsung hari ini.

Selain itu, ia juga mengungkapkan nilai aset emiten-emiten tersebut tidak mencapai satu triliun. Namun, ia membocorkan salah satu emiten tersebut berasal dari sektor konsumer.

“Mungkin kami ada beberapa ya, sekitar tiga gitu tahun depan mudah-mudahan,” ucap David di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12). 

Sebelumnya, Trimegah Sekuritas membawa emiten jumbo melantai di BEI pada akhir tahun 2024. Emiten tersebut milik konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Harga sahamnya dibuka melesat 19,82% atau 1.100 poin ke level Rp 6.650 per lembar dan menyentuh Auto Reject Atas (ARA).

AADI menjadi emiten ke-40 di bursa pada tahun ini dan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan. Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO, perusahaan mematok harga IPO Rp 5.550 per lembar. Nilai ini merupakan batas tengah dari harga book building di rentang Rp Rp 4.590-Rp 5.900 per lembar. 

AADI melepas sebanyak 778,68 juta saham atau setara 10,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dari aksi korporasi tersebut anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) meraup dana segar bernilai jumbo sebesar Rp 4,32 triliun.

Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan hingga saat ini terdapat 17 calon emiten beraset jumbo yang antre untuk mencatatkan perdana sahamnya atau initial public offering (IPO) sampai dengan 29 November 2024.  

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan total terdapat 25 perusahaan dalam antrean atau pipeline pencatatan saham BEI. Klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017.  

 Berdasarkan data BEI, terdapat dua perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang masuk dalam pipeline. Kemudian enam perusahaan dalam pipeline tergolong skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Lalu 17 perusahaan aset skala besar atau aset diatas Rp 250 miliar.  

"Sampai dengan 29 November 2024 telah tercatat 39 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 5,87 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Selasa (3/12). 

Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:  

  • 1 perusahaan dari sektor material dasar 
  • 3 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
  • 5 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
  • 4 perusahaan dari sektor energi 
  • 3 perusahaan dari sektor finansial 
  • 2 perusahaan dari sektor kesehatan 
  • 3 perusahaan dari sektor industri 
  • 0 perusahaan dari sektor infrastruktur 
  • 3 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 0 perusahaan dari sektor teknologi 
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Reporter: Nur Hana Putri Nabila