Laba Bersih Jasa Marga (JSMR) Turun 33%, Lini Tol Jadi Penopang Utama Pendapatan
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 33,08% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 6,79 triliun pada 2023 menjadi Rp 4,53 triliun pada 2024. Meski demikian, emiten jalan tol ini menegaskan bahwa laba usaha inti perseroan tetap mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 36% yoy.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menjelaskan penurunan laba bersih tersebut lebih disebabkan oleh faktor akuntansi. Pada 2023, JSMR mencatat keuntungan dari divestasi tiga ruas tol, yakni Tol Solo-Ngawi, Tol Semarang-Batang, dan Tol Solo-Kertosono. Keuntungan tersebut masuk sebagai laba non-kas, yang menyebabkan laba bersih tahun tersebut melonjak.
"Laba dari pendapatan utama kami, terlepas dari aksi korporasi tersebut, tetap naik 36%. Jadi, sebenarnya laba usaha inti kami tumbuh, namun terlihat turun secara keseluruhan karena adanya laba non-kas di tahun sebelumnya," ujar Lisye di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum, Senin (17/3).
Berdasarkan laporan keuangan JSMR 2024, laba bruto perseroan tumbuh 26,34% yoy menjadi Rp 11,31 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan tol sebesar 23,2% menjadi Rp 17,18 triliun serta pendapatan konstruksi yang melesat 73,4% menjadi Rp 9,97 triliun.
Sementara itu laba usaha JSMR tercatat turun 15,8% yoy menjadi Rp 9,53 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh anjloknya keuntungan dari nilai wajar investasi asosiasi hingga 95,36%, dari Rp 4,01 triliun pada 2023 menjadi hanya Rp 186,4 miliar pada 2024.
Diskon Tarif Tol Saat Lebaran
Di sisi lain, Jasa Marga juga berencana menambah beban usaha dengan memberikan diskon tarif tol selama delapan hari pada masa Angkutan Lebaran 2025. Perseroan akan memberikan insentif berupa potongan tarif tol sebesar 30% bagi pengendara yang terkena rekayasa lalu lintas selama arus mudik Lebaran 2025.
Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur, menjelaskan bahwa salah satu skenario rekayasa lalu lintas yang kemungkinan diterapkan adalah pengalihan arus kendaraan dari Gerbang Tol (GT) Cikatama di Tol Jakarta-Cikampek menuju GT Kalitama melalui ruas Tol Cisumdawu, menggantikan jalur semula melalui Tol Cipali.
“Ketika Kepolisian mengeluarkan diskresi rekayasa lalu lintas, kami akan memberikan insentif khusus berupa potongan tarif minimal 30%,” kata Subakti dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Selasa (4/3).
Subakti berharap kebijakan ini mendapat persetujuan dari pemerintah, mengingat rekayasa lalu lintas berpotensi meningkatkan biaya perjalanan bagi pengguna jalan tol.
“Tapi kami berkomitmen, Jasa Marga akan meringankan beban pemakai jalan. Nanti tergantung dari sisi pemerintah. Sebagai BUMN, kami pasti mendukung program pemerintah untuk melancarkan lalu lintas,” tuturnya.
Dengan strategi ini, JSMR optimistis dapat menjaga pertumbuhan bisnis jalan tol meskipun harus menghadapi tantangan dari sisi laba bersih akibat faktor akuntansi.