Rupiah Berpeluang Menguat di Tengah Sinyal Gencatan Senjata Iran - Israel
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan peluang gencatan senjata antara Iran dan Israel. Pengumuman itu dibuat Trump menyusul serangan Iran ke pangkalan udara AS, Al Udeid di Qatar pada Senin (23/7).
Pengumuman gencatan senjata itu diperkirakan akan berdampak positif kepada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan rupiah akan berada di level Rp 16.300 per dolar AS hingga Rp 16.450 per dolar AS.
“Rupiah berpotensi menguat oleh harapan perdamaian di Timur Tengah setelah Trump mengatakan bahwa Iran dan Israel sepakat untuk gencatan senjata,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Selasa (24/5).
Meski begitu, gencatan senjata ini masih belum dikonfirmasi oleh Iran. Lukman mengatakan, sentiment masih berubah setiap saat dan rupiah berpotensi fluktuatif.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.383 per dolar AS. Level ini menguat 108,5 poin atau 0,66% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, pengamat mata uang, Ariston Tjendra mengatakan serangan Iran masih akan menjadi sentiment pergerakan rupiah. Dengan serangan balasan Iran, Ariston mengatakan hal ini menjadi sinyal negara tersebut tidak tinggal diam.
“Tapi masalahnya serangannya tidak langsung ke negara AS atau Israel lagi,” kata Ariston.
Ariston mengungkapkan, ada kemungkinan Iran tidak berani konfrontasi langsung dengan Israel. Hal ini karena Iran menyadari tidak ada bantuan dari negara lain.
Ariston menilai, serangan Iran ini mungkin bisa tidak terlalu memberikan sentimen negatif ke pasar. Namun pasar masih akan wait and see atau konsolidasi dengan kondisi geopolitik saat ini.
“Potensi konsolidasi rupiah terhadap dolar AS di kisaran Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.500 per dolar AS hari ini,” kata Ariston.