Emiten milik adik Presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge membenarkan adanya rencana untuk mengakuisisi saham PT Link Net Tbk (LINK). Direktur Surge Shannedy Ong mengatakan proses itu kini tengah dalam masa penawaran atau bidding.
“Setiap perkembangan material akan disampaikan selanjutnya, melalui keterbukaan informasi sesuai ketentuan OJK dan BEI yang berlaku,” ujar Shannedy Ong, dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (20/8).
Hal serupa juga dibenarkan oleh manajemen LINK. Sekretaris Link Net Rininta Agustina Widya Pratika mengatakan memang perusahaan mengetahui adanya pertimbangan awal oleh pemegang saham pengendali LINK untuk mengakses calon investor strategis. Meski begitu, kabar itu belum dalam bentuk pernyataan resmi.
“Sampai dengan tanggal surat ini, perseroan belum menerima informasi lain dari pemegang saham atau pengendali LINK mengenai hal tersebut maupun perkembangannya,” ucap Rininta, pada Jumat (15/8).
Sebelumnya WIFI bersama I Squared Capital asal Amerika Serikat dikabarkan menjadi kandidat kuat pembeli mayoritas saham PT Link Net Tbk (LINK). Nilai transaksi ditaksir menembus US$ 1 miliar atau setara Rp 16 triliun.
Mengutip DealStreetAsia, perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, Axiata Group saat ini berada di tahap akhir proses divestasi Link Net. Bank UBS bertindak sebagai penasihat penjualan. Nilai transaksi ditaksir mencapai US$ 1 miliar dan digadang-gadang sebagai salah satu kesepakatan infrastruktur digital terbesar di Asia Tenggara tahun ini.
DealStreetAsia sebelumnya juga melaporkan, Salim Group dan Sinar Mas sempat berminat untuk menbeli saham LINK. Namun, belum ada konfirmasi resmi dari keduanya. Pada 2022, Axiata yang berpusat di Malaysia serta anak usahanya di Indonesia, PT XL Axiata telah mengakuisisi Link Net dari Lippo Group sebesar 66,03% dari total seluruh sahamnya atau senilai sekitar US$ 500 juta.
Axiata kini memegang 75,42% saham Link Net melalui Axiata Investments dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) sebesar 19,22%. EXCL terbentuk dari penggabungan (merger) Smartfren Telecom, Smart Telecom dan XL Axiata pada Desember 2024.
Persetujuan merger diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (25/3). Pada September 2024, Axiata telah memindahkan pelanggan Link Net ke EXCL. Lewat aksi tersebut, fokus bisnis Link Net beralih ke bisnis jaringan serat optik.