BI Rate Turun Lagi: Asing Borong Saham BBRI, Lepas Saham BBCA dan BMRI

ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Ilustrasi. IHSG naik 0,85% ke level 8,025 pada perdagangan kemarin.
Penulis: Agustiyanti
18/9/2025, 09.49 WIB

Investor asing mencatatkan aksi jual pada perdagangan kemarin (17/9) di tengah pengumumanreshuffle kabinet dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Investor asing tercatat memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), tetapi melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Berdasarkan data BEI, transaksi jual bersih atau net sell oleh investor asing di pasar reguler mencapai Rp 151 miliar. Namun, IHSG berhasil ditutup menguat 0,85% ke level 8.025. 

Investor asing tercatat paling banyak melepas saham PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk dengan transaksi jual bersih atau net sell masing-masing Rp 566 miliar dan Rp 269 miliar. Di sisi lain, investor asing memborong saham BBRI sebesar Rp 405 miliar. 

Harga saham BBRI pada perdagangan kemarin pun ditutup menguat 2,18% ke level Rp 4.220. Harga saham BMRI  juga masih naik 0,67% ke level 4.510, sedangkan BBCA turun 0,95% ke level Rp 7,850

Harga sahamnya BBRI kembali diperdagangkan di zona hijau pada pagi ini, sedangkan BMRI dan BBCA berada di zona merah. 

Berikut daftar saham yang banyak dilepas asing pada perdangan Rabu (17/9):

  1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 566 miliar
  2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 269 miliar
  3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 174 miliar
  4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 31 miliar
  5. PTArchi Indonesia Tbk (ARCI) Rp 26 miliar
  6. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Rp 25,9 miliar
  7. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Rp 20,7 miliar
  8. PT Bumi Serpong Damai (BSDE) Rp 20,5 miliar
  9. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) Rp 18,8 miliar
  10. PT Medco Energi Internasional (MEDC) Rp 17 miliar

Langkah BI Pangkas Suku Bunga Diluar Prediksi

Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) 25 bps menjadi 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16–17 September 2025.  "Suku bunga deposit facility turun 50 bps menjadi 3,75%, sedangkan lending facility dipangkas 25 bps menjadi 5,50%. “Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (17/9).

BI sebelumnya sudah memangkas suku bunga acuannya pada September 2024, serta empat kali pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus 2025. Dengan demikian, total penurunan BI-Rate sejak periode tersebut mencapai 125 bps.

Perry menjelaskan, langkah ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga inflasi agar tetap rendah di kisaran 2,5% plus minus 1% pada 2025 dan 2026.

“Ini juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya,” ujar Perry.

Sejalan dengan kebijakan suku bunga, BI juga memperkuat ekspansi likuiditas moneter dan kebijakan makroprudensial longgar. Tujuannya untuk menurunkan suku bunga perbankan, meningkatkan likuiditas, serta mendorong kredit dan pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Selain itu, BI tetap mengarahkan kebijakan sistem pembayaran guna mendukung pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan peningkatan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.