Saham Konglomerat Prajogo (CDIA) Diramal Bisa ke Rp 2.430, Bagaimana Prospeknya?

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
3/10/2025, 08.11 WIB

Saham emiten konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) diramal bisa menyentuh Rp 2.430. Analis Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief, menyampaikan target harga itu mencerminkan potensi kenaikan sebesar 44,64%. 

Menurut Irsyady, valuasi ini didasarkan pada metode Discounted Cash Flow (DCF) 10 tahun dengan asumsi WACC 9,28% dan pertumbuhan terminal 5,30%. Selain itu, proyeksi nilai perusahaan (Enterprise Value) 2034F mencapai US$ 18,58 miliar atau Rp 308,71 triliun.

Irsyady mengatakan proyeksi tersebut memberikan alpha 29,30% dibandingkan benchmark, berdasarkan pembaruan pasar Henan Putihrai Sekuritas kuartal ketiga 2025. Rekomendasi ini didorong oleh percepatan tren pertumbuhan emiten anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), pondasi bisnis yang solid, serta keselarasan strategi perseroan dengan prioritas pembangunan infrastruktur nasional.

“Faktor-faktor ini secara kolektif menguatkan penilaian premium kami dan optimistis terhadap prospek investasi jangka panjang CDIA,” kata Irsyady dalam risetnya, dikutip Jumat (3/10). 

Pada penutupan perdagangan Kamis (2/10) harga saham CDIA parkir di Rp 1.710 atau naik 1,79% dari pembukaan. Sejak menggelar aksi korporasi melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) awal Juli lalu, saham CDIA sudah naik 567%. Saat IPO, harga saham CDIA dibanderol Rp 190. 

Prospek CDIA dan Kinerja Keuangan

Henan Putihrai Sekuritas menilai pendorong utama pertumbuhan CDIA berasal dari tiga faktor, model investasi infrastruktur perseroan, khususnya pada segmen pelabuhan & penyimpanan. Kedua kontribusi proyek-proyek yang saat ini sedang berjalan dan segera beroperasi dan kondisi industri yang mendukung peningkatan permintaan domestik terhadap solusi industri.

Dari faktor itu, Henan Putihrai memproyeksikan pendapatan CDIA tumbuh dengan CAGR +38,6% pada periode FY2024–FY2029 menjadi US$ 522,8 juta. Pertumbuhan terutama ditopang ekspansi melalui akuisisi aset dan penyelesaian proyek di segmen pelabuhan & penyimpanan yang dibiayai dengan instrumen utang. 

Selain itu, proyek energi KCE dan pelabuhan & penyimpanan CCP yang dijadwalkan beroperasi bersamaan dengan berfungsinya pabrik CAA TPIA pada 2027 akan semakin memperkuat kinerja. Pada TA 2029, kontribusi pendapatan diperkirakan terdiri dari energi US$ 246,8 juta (47,2%), pelabuhan & penyimpanan US$ 207,5 juta (39,7%), dan logistik US$ 68,6 juta (13,1%).

Sementara itu, Henan memproyeksikan pendapatan diproyeksikan mencapai US$ 169,3 juta di setahun penuh 2025. Realisasi 1H25 sebesar US$ 66,9 juta setara 39,5% dari target.

Laba kotor diperkirakan US$ 43,3 juta. Capaian 1H25 sebesar US$ 19,1 juta artinya sudah 44,1% dari target. Lalu laba operasional ditargetkan US$ 31,4 juta. Hasil 1H25 sebesar US$ 13,1 juta menunjukkan pencapaian 41,9%.

Kemudian laba bersih diperkirakan US$ 96,3 juta di tahun buku 2025. Laba semester pertama 2025 sebesar US$ 74,4 juta sudah memenuhi 77,2% target setahun penuh, alias hampir tercapai di semester pertama.

Lalu core profit atau laba inti diproyeksikan US$ 50 juta, dengan realisasi 1H25 sebesar US$ 28,1 juta atau 56,2% target.

Ekspansi Pelabuhan & Penyimpanan Jadi Pendorong Margin

Ekspansi agresif di segmen pelabuhan & penyimpanan, baik melalui proyek baru maupun akuisisi, diperkirakan akan mendongkrak margin. Pergeseran bauran pendapatan ke segmen pelabuhan & penyimpanan serta logistik—yang memiliki margin lebih tinggi—akan mendorong peningkatan profitabilitas. 

Henan Putihrai memproyeksikan gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM) terus membaik seiring peningkatan utilisasi aset. Pada TA 2029, margin dari logistik diperkirakan naik menjadi 13,1%, sementara pelabuhan & penyimpanan mencapai 39,7%. 

“Dengan demikian, laba kotor dan laba operasional CDIA diproyeksikan masing-masing tumbuh dengan CAGR +87,5% dan +151,3% sepanjang FY2024–FY2029, hingga mencapai US$ 242,3 juta dan US$ 222,1 juta,” kata Irsyady.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila