Bocoran Target Kinerja PTRO Usai Akuisisi Grup Hafar

Freepik
Ilustrasi.
7/10/2025, 06.00 WIB

Emiten konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO) menargetkan torehan pendapatan hingga US$ 991 juta atau sekitar Rp 16,76 triliun usai mengakuisisi Grup Hafar melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction.

Direktur Petrosea Ruddy Santoso mengatakan, pendapatan PTRO diproyeksikan naik 43% menjadi US$ 991 juta atau sekitar Rp 16,46 (kurs: 16.614 per dolar AS) pada 2025. Sedangkan pada tahun depan, pendapatan PTRO berpotensi meroket hingga 41% menjadi US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 23,24 miliar.

Menurut Ruddy, tren pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahunan (CAGR) yang mencapai 8% selama periode 2019–2024. EBITDA perseroan juga diperkirakan mencapai US$ 306 juta dengan margin 22% pada 2026.

“Hal ini mengalami peningkatan yang signifikan dari posisi EBITDA margin sebesar 15% pada tahun 2024,” kata Ruddy dalam paparan publik secara virtual, Senin (6/10). 

Ia menjelaskan, proyeksi pendapatan dan EBITDA 2026 ini hanya memperhitungkan pekerjaan yang belum dirampungkan atau backlog kontrak. Proyeksi ini belum termasuk potensi tambahan dari kontrak baru maupun proyek ekspansi yang sedang dikembangkan.

Adapun setelah proses akuisisi Hafar dan HBS Group, pendapatan dari luar Indonesia diramal mencapai 2% pada 2025 dan meningkat menjadi 6% pada 2026. Selain itu, unit bisnis EPCI lepas pantai diperkirakan menyumbang 4% dari pendapatan pada 2025 dan naik menjadi 6% pada 2026.

Sementara itu, kontribusi lini jasa pertambangan diproyeksikan terus meningkat hingga 62% pada 2026, seiring dengan kuatnya pertumbuhan organik dari bisnis inti perusahaan.

Kinerja Semester I 2025

PTRO mencatatkan kinerja laba bersih pada semester I 2025 anjlok 18,6% menjadi US$ 1,07 juta atau setara dengan Rp 17,46 miliar (kurs Rp 16.231 per dolar AS) pada semester I 2025. Laba bersih turun meski pendapatan perseroan masih naik 10,2%. 

Merujuk laporan keuangan Petrosea,  pendapatan perseroan naik dari US$ 318,02 menjadi US$ 351, 11 juta. Pendapatan perusahaan, antara lain diperoleh dari pendapatan konstruksi dan rekayasa sebesar US$ 159.33 juta, pendapatan penambangan sebesar US$ 158,55 juta, pendapatan jasa sebesar US$ 15,54 juta serta pendapatan lain-lain sebesar US$  1,34 juta.   

Di sisi lain, beban usaha langsung perseroan juga meningkat dari  US$ 277,35 juta  menjadi US$ 301,94 juta. Laba kotor PTRO pun masih mencatatkan kenaikan dari US$ 40,6 juta menjadi US$ 49,2 juta.  

Namun, kinerja perusahaan terbebani oleh kenaikan beban bunga dan keuangan yang naik dari US$ 13,3 juta menjadi US$ 21,2 juta. Beban pajak penghasilan juga melonjak dari US$ 1,6 juta menjadi US$ 3,7 juta sehingga menyebabkan laba bersih perseroan secara keseluruhan turun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila