Sinyal IPO Superbank Menguat, Disebut Masuk Tahap Uji Minat, Listing Oktober?

Katadata/Hari Widowati
Bank digital hasil kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dikabarkan bakal menawarkan sahamnya dalam initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
7/10/2025, 17.00 WIB

Sinyal PT Super Bank Indonesia atau Superbank, bank digital yang berada di bawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO) kembali menguat. Kabar itu menguat seiring rencana Superbank menggelar pertemuan edukasi bagi investor selama pertengahan Oktober 2025. 

Merujuk informasi yang dibagikan Stockbit Sekuritas, pertemuan dengan investor akan menjadi ajang bagi Superbank untuk menjajaki minat investor untuk rencana IPO di BEI. Adapun bank digital yang terafiliasi dengan Grup Emtek dan Grab itu disebut akan menggunakan mayoritas dana IPO untuk berbagai keperluan. 

“Sebanyak 70% dari dana hasil IPO akan digunakan oleh Superbank sebagai modal kerja untuk penyaluran kredit, sementara sisanya untuk belanja modal termasuk untuk pengembangan sistem dan produk teknologi informasi,” tulis Stockbit mengutip pemberitaan Bloomberg, Selasa (7/10). 

Adapun dalam laporan itu juga menyebutkan CLSA Sekuritas akan bertindak sebagai joint global coordinator. Selain itu, CLSA bersama Mandiri Sekuritas disebut akan menjadi penjamin emisi dari pelaksanaan IPO. 

Mengenai kabar IPO ini, Katadata.co.id sudah menghubungi manajemen Superbank. Juru Bicara Superbank menyatakan tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar. 

"Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia," ujar Juru Bicara Superbank kepada Katadata.co.id Selasa (7/10). 

Berdasarkan informasi dari situs resmi perusahaan, struktur kepemilikan saham Superbank saat ini terdiri Elang Mahkota Teknologi (EMTK) melalui PT Elang Media Visitama sebesar 31,11%, Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia sebesar 19,16%, A5–DB Holdings sebesar 11,52%, GXS Bank sebesar 12%, KakaoBank sebesar 9,95%, dan Singtel Alpha Investments 8,46%.

11 Emiten Antre IPO di BEI

Mengenai rencana IPO Superbank ini belum ada penjelasan resmi dari BEI. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman enggan memberikan konfirmasi. Ia meminta jurnalis mendalami ihwal kabar IPO pada Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna.

Langkah IPO juga sebelumnya menguat lantaran sempat beredar tangkapan layar yang memperlihatkan Superbank akan menggelar IPO pada pertengahan Oktober dengan melepas saham 35 juta lot. Penawaran harga saat IPO diperkirakan di kisaran Rp 250.  

Adapun Nyoman pada akhir September lalu telah menepis kabar IPO Superbank yang didasarkan informaasi tangkapan layar. Ia menyatakan tangkapan layar mengenai rencana IPO Superbank seperti yang beredar di sejumlah grup investor adalah kabar yang tidak benar dan tidak merupakan tangkap resmi laman IPO milik BEI.   

“Perusahaan seperti di tangkapan layar tidak sedang melakukan book building ataupun offering di sistem e-IPO,” ujar Nyoman dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (26/9).  

Pada kesempatan terpisah, Nyoman mengatakan saat ini terdapat 11 perusahaan yang sedang antre dalam pipeline IPO BEI. Salah satu yang dirumorkan di pasar saat ini adalah Superbank.

Menurut Nyoman, dari 11 perusahaan yang antre terdapat tujuh perusahaan dalam pipeline IPO, yang tergolong skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Klasifikasi ini berdasarkan aset merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017.  

Selain itu, menurut dia, terdapat empat perusahaan aset skala besar atau aset diatas Rp 250 miliar. Sedangkan perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar tak ada dalam pipeline. 

"Sampai dengan 26 September 2025 telah tercatat 23 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 15,05 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Selasa (30/8).  

 Meski begitu, Nyoman tak merinci siapa saja perusahaan yang kini telah masuk dalam daftar IPO BEI. Ia juga tak menjawab apakah Superbank masuk dalam daftar. 

Kinerja Superbank Semester I 

Sepanjang semester I 2025, Superbank membukukan laba bersih mencapai Rp 20 miliar, berbalik dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang rugi Rp 188 miliar. Bank milik Emtek Group dan Grab ini mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai Rp 8,4 triliun, melesat 123% secara tahunan.  

Dalam konferensi akhir Juli lalu, Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan menjelaskan, Superbank kini memiliki lebih dari 4 juta nasabah. Jumlah nasabahnya yang sebelumnya berada di bawah 1 juta saat masih bernama Bank Fama Internasional melonjak sejak berubah menjadi bank digital.  

"Melalui integrasi yang mendalam dengan ekosistem seperti Grab dan OVO, kami telah mampu membangun kredibilitas, mempercepat adopsi, dan menyederhanakan pengalaman perbankan dalam kehidupan sehari-hari pengguna," ujar Tigor dalam siaran pers, Kamis (31/7).  

Tigor menjelaskan, pertumbuhan kredit Superbank  berkontribusi pada peningkatan total aset menjadi Rp 15 triliun, naik 122% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  Pendapatan bunga bersih naik 171% menjadi Rp 667,6 miliar, didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bruto sebesar 237% menjadi Rp904,7 miliar. Hal ini mendorong kenaikan Marjin Bunga Bersih (NIM) menjadi 10,2%, naik dari 8,1% pada tahun sebelumnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila