PTRO Dirikan Anak Usaha Hingga Garap Tambang Emas di Pakistan Rp 432 M
PT Petrosea Tbk (PTRO) dan anak usahanya, Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited menandatangani perjanjian pelaksanaan awal atau Limited Notice to Proceed dengan Reko Diq Mining Company (Private) Limited, perusahaan tambang emas yang berbasis di Pakistan. Perjanjian mencakup jasa layanan EPC (Engineering, Procurement & Construction) kepada Reko Diq dengan nilai kontrak mencapai US$ 26,2 juta atau sekitar Rp 432 miliar.
Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited (PSP) baru didirikan PTRO bersama anak usahanya Petrosea Services Solutions Pte. Ltd.i. Perusahaan baru ini berbasis di Karachi, Pakistan, dan resmi berdiri berdasarkan izin dari Securities & Exchange Commission of Pakistan.
Perusahaan ini bergerak di bidang engineering, procurement, dan construction management (EPCM) atau jasa perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan proyek konstruksi. Mayoritas kepemilikan atau 99% sahamnya digenggam Petrosea Services Solutions Pte. Ltd, sedangkan PT Petrosea Tbk memegang 1% saham.
Adapun Reko Diq merupakan salah satu proyek tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang berlokasi di Pakistan. Berdasarkan kontrak tersebut, Petrosea akan mengerjakan pembangunan pondasi beton untuk fasilitas dry plant, wet plant, serta infrastruktur non-proses, termasuk pekerjaan tanah detail.
Nilai kontrak awal ini keduanya ditaksir mencapai US$ 26,2 juta atau sekitar Rp 432 miliar, dengan target penyelesaian sekitar 10 bulan.
"Penandatanganan perjanjian ini merepresentasikan ekspansi bisnis dan pengembangan usaha lini bisnis jasa EPC serta perluasan basis klien ke luar Indonesia guna memastikan pertumbuhan yang terdiversifikasi dan berkelanjutan," ujar Michael, Presiden Direktur Petrosea dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (8/10).
Nilai Kontrak PTRO Hingga Semester I 2025
PTRO mencatatkan nilai kontrak pada semester I 2025 mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 71,39 triliun (kurs Rp 16.603 per dolar AS).
Direktur Petrosea Ruddy Santoso menyampaikan bahwa nilai kontrak baru perusahaan mencatatkan rekor dengan pertumbuhan 60% secara tahunan (year on year/yoy). Kedepan, Petrosea akan terus memperluas diversifikasi pelanggan dan sektor industri agar tidak bergantung pada satu sektor saja.
“Diharapkan kinerja perusahaan akan tetap resilient terhadap fluktuasi harga komoditas,” ucap Ruddy dalam public expose secara virtual, Senin (6/10).
Rudy menjelaskan, perusahaan berupaya menjaga pertumbuhan pendapatan dengan margin yang stabil di tengah fluktuasi harga komoditas melalui strategi organik dan anorganik. Dalam mengejar pertumbuhan organik, pihaknya akan mengejar kontrak baru yang akan didorong dari pelanggan lama dan baru hingga diversifikasi lini usaha.
Perusahan juga gencar mendorong pertumbuhan anorganik yang ditempuh melalui akuisisi strategis. Setelah mengakuisisi Hafar dan HBS Group, Petrosea memperoleh portofolio bisnis yang saling melengkapi, memperluas jaringan layanan, dan membuka peluang perbaikan margin dari kontribusi kedua entitas yang memiliki profitabilitas kuat.