Manuver Saham Happy Hapsoro MINA, BUVA hingga UANG, Ini Target Harga Baru Analis

Dokumentasi Alila Uluwatu
Alila Uluwatu yang dikelola BUVA. Happy Hapsoro akan menjadi calon pengendali baru dengan masuk melalui aksi korporasi private placement.
Penulis: Karunia Putri
3/10/2025, 13.36 WIB

Harga saham emiten-emiten yang terafiliasi suami Ketua DPR RI Puan Maharani, Happy Hapsoro melompat tinggi pada perdagangan sesi pertama hari ini. Sejumlah analis kemudian menaikkan target harga masing-masing emiten.

Merujuk data perdagangan saham sesi pertama hari ini, Jumat (3/10), harga saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) melonjak 25% atau 250 poin ke level 750. Selanjutnya saham  PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) meroket 24,84% atau 200 poin ke level 1.005 dan PT Pakuan Tbk (UANG) melambung 24,74% atau 1.175 poin ke level 5.925.

Sebelumnya, Happy Hapsoro masuk ke UANG melalui perusahaannya, PT Basis Utama Prima dengan membeli 196.446.000 saham UANG pada 3 September 2025. Manajemen UANG menyebut, transaksi ini ditujukan untuk penyelarasan portofolio dan pembelian dalam jumlah besar. Basis membeli saham UANG dengan harga Rp 467 per saham, atau total transaksi sebesar Rp 91,74 miliar.

Saham Happy lainnya yang melompat adalah PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) meningkat 23,62% atau 770 poin ke level 4.030. Ada pula saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) melesat 22,54% atau 39 poin ke level 212.

Phintraco Sekuritas mengumumkan emiten-emiten Hapsoro telah melewati beberapa target harga yang telah ditetapkan sekuritas. Misalnya saja harga saham RAJA berhasil menembus target harga keempat yang ditetapkan sekuritas sebesar Rp 4.000. 

“RAJA, target keempat tercapai, jika breakout di level 4.050, potensi besar ke ARA Rp 4.070,” katanya dalam riset terbaru, Jumat (3/10).

Selain itu MINA juga selesai melewati harget harga pertama yakni Rp 192. MINA kemudian diprediksi akan mengejar target harga kedua dan ketiga masing-masing di Rp 220 dan Rp 240. Lalu untuk BUVA, emiten perhotelan ini telah berhasil menembus target harga keenam yang ditetapkan Phintraco Sekuritas, yakni Rp 700. Phintraco kemudian memperbarui target harga ketujuh BUVA ke level 850. 

Sementara itu, D’Origin memprediksi saham RAJA akan terus menguat dengan target harga di Rp 4.440 dan 5.250 karena telah menembus target harga sebelumnya di Rp 3.800.

Katalis di Balik Naiknya Harga Saham Afiliasi Happy Hapsoro 

Bila menilik kinerja saham-saham Hapsoro sejak awal tahun, mayoritas sahamnya mencatatkan kenaikan signifikan. Sejak awal tahun, saham BUVA meroket 1.193%, UANG melompat 706,12% dan MINA melesat 351,06% dan RAJA telah naik 48,16%.

Yang paling berkibar adalah saham CBRE. Sahamnya telah meroket 5.189% sejak awal tahun. Dari posisi Rp 19 sejak 2 Januari 2025 ke level 1.005 pada perdagangan hari ini. 

Seperti yang diberitakan Katadata sebelumnya, emiten BUVA berencana menambah modal melalui aksi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) I atau rights issue.

Dalam aksi ini, BUVA bakal menawarkan sebanyak 4.026.581.429 saham baru atau setara dengan 16,36% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Total dana yang diincar perusahaan dari aksi ini mencapai Rp 603,98 miliar. 

Pemegang saham utama dan pengendali BUVA, PT Nusantara Utama Investama (NUI) yang menguasai 67,02% saham perseroan, akan mendapatkan 2,69 miliar HMETD dan telah menyatakan komitmen untuk menyerap seluruh haknya. 

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan pada 10 September, Hapsoro yang saat itu tercatat menggenggam 7,91% atau sekitar 1,62 miliar saham BUVA, akan menerima 318,56 juta HMETD. Seluruh hak tersebut akan dialihkan kepada NUI.  

"NUI menyatakan bahwa NUI berkomitmen untuk melaksanakan seluruh HMETD tersebut dan NUI memiliki dana yang cukup untuk melaksanakan seluruh HMETD tersebut yang diperoleh dari Hapsoro," kata manajemen BUVA. 

Manajemen juga menyatakan, para pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru maka persentase kepemilikan akan terdilusi maksimal hingga 16,36%.

Adapun dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk dua tujuan utama. Sekitar Rp 175 miliar dialokasikan untuk mengakuisisi 55% saham PT Bukit Permai Properti dari PT Summarecon Bali Indah dan PT Bali Indah Development. Kemudian sisanya akan digunakan untuk pengembangan kegiatan usaha utama perseroan atau perusahaan anak dalam bisnis perhotelan di daerah Pecatu, Bali.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri