Prospek Saham Charoen Pokphand (CPIN) usai Pastikan Bebas Paparan Radiasi Cs-137

Arief Kamaludin | Katadata
Logo Charoen Pokphand.
Penulis: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti
19/11/2025, 16.52 WIB

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) telah memastikan pabriknya yang berada di Kawasan Modern Industrial Estate (MCIE) Cikande, Serang, Banten bebas dari paparan radiasi radionuklida Cesium-137 (Cs-137). Lokasi pabrik CPIN yang dekat dengan paparan radiasi sempat menimbulkan kekhawatiran terkait dampak dari paparan radiasi. 

“Perseroan tidak termasuk di dalam 24 perusahaan yang terpapar radioaktif sesuai dengan pernyataan dari Satgas Cs-137,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (19/11).

Perseroan pun memastikan seluruh kegiatan produksi berjalan normal dan tidak ada dampak terhadap pasokan, logistik,maupun kualitas produk.

Kasus paparan radiasi ini mencuat setelah otoritas Bea Cukai Amerika Serikat mendeteksi tingkat radiasi abnormal pada kontainer berisi udang beku dari Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengonfirmasi adanya Cs-137 pada awal Agustus 2025 dalam sampel udang olahan dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS) dan memberikan pemberitahuan resmi kepada pemerintah Indonesia.

Penelusuran lebih lanjut mengidentifikasi potensi sumber kontaminasi di Cikande, lokasi fasilitas BMS dan sejumlah pabrik peleburan logam. Pemerintah Indonesia kemudian menemukan paparan radiasi di beberapa sektor industri, termasuk peleburan logam, pengolahan limbah B3, produksi pangan serta fasilitas manufaktur. CPIN sempat tercantum dalam daftar tersebut, tetapi perusahaan memastikan tidak ada temuan kontaminasi di seluruh fasilitasnya.

Analis BRI Danareksa menilai CPIN sempat menghadapi risiko reputasi jangka pendek akibat pemberitaan tersebut. CPIN mengoperasikan tujuh fasilitas pemrosesan makanan, termasuk satu pabrik yang berada di area MCIE. Pabrik tersebut berada sekitar 1,3 kilometer dari lokasi fasilitas BMS.

Meski telah dinyatakan aman dan tetap beroperasi normal, sensitivitas konsumen terhadap isu keamanan pangan dinilai dapat memengaruhi persepsi publik terhadap merek-merek CPIN seperti Fiesta dan Champ.

"Meskipun demikian, kami menandai potensi dampak reputasi jangka pendek mengingat meningkatnya sensitivitas konsumen terhadap masalah keamanan pangan," kata analis BRI Danareksa dalam keterangan resminya dikutip Rabu (19/11).

Sementara itu, dua emiten lain, yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) juga beroperasi di kawasan MCIE, tetapi hanya mengoperasikan pabrik pakan. Analis menilai risiko operasional maupun reputasi bagi keduanya relatif minimal karena tidak terlibat dalam pemrosesan makanan.

Namun, BRI Danareksa memperkirakan dampak finansial terhadap CPIN relatif terbatas. Simulasi tiga skenario penurunan pendapatan segmen makanan menunjukkan potential downside laba tahun fiskal 2025/2026 sebesar sekitar 0,3% hingga 0,5%. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, analis tetap mempertahankan rekomendasi Overweight untuk saham CPIN.

Meski demikian, BRI Danareksa tetap menyematkan beli untuk saham CPIN dengan target harga ke level 6.400.

Di sisi lain, analis Korea investment and Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan, sentimen Cesium-137 bikin pasar lebih waspada. Menurut Wafi, pasar biasanya merespons isu keamanan makanan dengan sensitivitas tinggi.

Namun, ia menilai fundamental CPIN relatif kuat dan skala operasionalnya besar, sehingga dampak ke bisnis kemungkinan terbatas dan bukan risiko sistemik. 

"Untuk medium long term CPIN tetap prospektif selama demand poultry stabil, biaya pakan terkendali, dan tidak ada temuan lanjutan yg mengganggu kepercayaan konsumen," kata Wafi kepada Katadata, Rabu (19/11).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri