Emiten pusat data, PT Indointernet Tbk (EDGE) melalui anak usahanya EDGE DC mengantongi pinjaman jumbo US$ 325 juta atau sekitar Rp 5,5 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). 

Pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk membangun infrastruktur digital baru di Jakarta, melakukan refinancing fasilitas yang sudah ada, hingga menuntaskan konstruksi pusat data EDGE2. Langkah ini juga diproyeksikan mendorong ekonomi digital nasional, dengan memperkuat ekosistem teknologi, menarik investasi asing, membuka lapangan kerja, hingga menyediakan infrastruktur kelas dunia bagi pelaku usaha lokal.

CEO EDGE DC Stephanus Oscar mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk mendukung transformasi digital Indonesia dan berperan aktif dalam memperkuat fondasi ekonomi digital nasional. 

“Hal itu melalui layanan pusat data yang andal dan berstandar global,” kata Stephanus dalam keterangannya, dikutip Kamis (11/12). 

EDGE DC kini juga melakukan rebranding menjadi Digital Edge Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat integrasi perusahaan ke dalam platform Digital Edge di Asia Pasifik, sekaligus mempertahankan keunggulan lokal.

Menurut Stephanus, identitas baru ini  jugamenegaskan posisi Digital Edge Indonesia sebagai pemain kunci infrastruktur digital dengan kapabilitas yang selaras dengan standar global—baik dari sisi teknik, operasional, maupun layanan.

Sejak berdiri pada 2018, EDGE DC membangun reputasi berkat kecepatan, keandalan, dan efisiensi operasional. Kini Digital Edge Indonesia melayani berbagai sektor mulai dari cloud, jasa keuangan, hyperscale, enterprise, hingga jaringan.

Dengan dua fasilitas utamanya, EDGE1 dan EDGE2, perusahaan memiliki kapasitas gabungan 29 MW dan menjadi operator pusat data terbesar yang beroperasi di pusat kota Jakarta. Ekspansi ini sekaligus mendukung percepatan adopsi cloud serta transformasi digital di Indonesia.

CEO Digital Edge,John Freeman mengatakan rebranding memperkuat identitas regional perusahaan dan memastikan kesiapan untuk berkembang dengan standar operasional bertaraf global seiring meningkatnya kebutuhan infrastruktur digital.

“Indonesia memiliki salah satu ekonomi digital paling dinamis di Asia,” ujar John Freeman dalam keterangannya, Kamis (11/12). 

Di sisi lain, PT Indointernet Tbk juga meningkatkan modal pada dua anak usahanya, yakni PT Digital Gayana Ekagrata (DGE) dan PT Ekagrata Data Gemilang. Penambahan modal tersebut dialokasikan untuk kebutuhan belanja modal dengan total nilai mencapai Rp 422 miliar.

“Transaksi ini dilakukan untuk mendukung kegiatan dan rencana usaha pengembangan DGE,” demikian tertulis dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Kamis (11/12).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila