Profil Agoes Projosasmito, Orang Terkaya ke-11 RI di Balik Moncernya BRMS-BUMI
Nama Agoes Projosasmito belakangan mencuri perhatian publik setelah masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes Billionaires. Dalam daftar terbaru Forbes yang dikutip Senin (15/12), Agoes menempati peringkat ke-11 sebagai orang terkaya di Indonesia.
Forbes mencatat total kekayaan Agoes mencapai US$ 5,5 miliar atau setara Rp 91,58 triliun (dengan kurs Rp 16.652 per dolar AS). Dengan nilai tersebut membuat nama Agoes bertengger sebagai orang terkaya nomor 726 di dunia.
Lonjakan kekayaan Agoes tak lepas dari kinerja cemerlang sejumlah perusahaan yang berada di bawah dekapannya. Di antanya, dia menjabat sebagai Direktur Utama PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), Wakil Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) serta menjadi Presiden Komisaris dan salah satu pengendali PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Meski hanya memiliki saham minoritas saat IPO AMMN, Agoes kemudian menambah kepemilikan terhadap saham AMMN seiring dengan kenaikan harga saham AMMN pasca IPO pada 2023. AMMN berhasil menghimpun dana sebesar US$ 710 juta saat aksi korporasi tersebut. Saat ini Agoes menggenggam sebanyak 289,18 juta saham AMMN.
Merujuk laman resmi AMMN, Agoes merupakan sosok yang berpengalaman di industri keuangan dan pasar modal Indonesia dengan rekam jejak lebih dari empat dekade. Kariernya dimulai sebagai Head of Capital Markets PT Danareksa pada 1982. Ia kemudian menduduki sejumlah posisi strategis, antara lain Wakil Presiden Direktur DBS Securities Indonesia pada 1992–1995 dan Direktur Utama Danareksa pada 1995–2001.
Jejak pendidikan Agoes juga terbilang bagus. Dia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Kristen Satya Wacana pada 1982 dan Diploma Economics of Development dari Australian National University pada 1988. Ia diangkat sebagai Komisaris Utama AMMN pada Februari 2021 dan kemudian menjabat Direktur Utama BRMS sejak Maret 2022.
Selain berpengalaman lebih dari 31 tahun di pasar modal, Agoes juga memiliki jam terbang panjang di sektor pertambangan, antara lain sebagai Komisaris Utama Amman Mineral Internasional, Wakil Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara, Direktur Utama Ithaca Resources serta Komisaris Utama Maduma Coal Energy. Ia juga tercatat sebagai Anggota Dewan Ekonomi di Komite Standar Profesional Pasar Modal.
Kinerja Moncer Saham Dekapan Agoes
Saham-saham yang berada di bawah dekapan Agoes bersinar di tahun 2025. Misalnya BRMS yang harga sahamnya melonjak 248,27% sepanjang tahun berjalan atau year to date. Penguatan BRMS ditopang oleh lonjakan produksi emas, terutama dari Tambang Palu seiring reli harga komoditas emas di pasar global. Sentimen positif juga datang dari masuknya BRMS sebagai konstituen MSCI Global Standard.
Kinerja tak kalah cemerlang ditunjukkan BUMI. Saham emiten batu bara ini melonjak 211,86% sejak awal tahun. Kenaikan tersebut didorong oleh serangkaian aksi korporasi agresif yang dijalankan perseroan.
BUMI tengah dalam proses mengakuisisi Jubilee Metals Limited (JML), tambang emas yang telah memasuki tahap produksi di Australia. Perseroan juga menguasai 45% saham PT Laman Mining, perusahaan tambang bauksit yang beroperasi di Kalimantan Barat. Selain itu, BUMI telah merampungkan akuisisi 100% saham Wolfram Limited (WFL), perusahaan tambang emas berbasis Australia.
Untuk mendukung ekspansi, BUMI menerbitkan obligasi dengan target penghimpunan dana hingga Rp 5 triliun. Perseroan juga membuka peluang aksi akuisisi lanjutan di sektor mineral dan bidang-bidang potensial lainnya.
Berbeda dengan dua emiten tersebut, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan pergerakan saham yang bervariasi sepanjang tahun ini. Hingga kini, harga saham AMMN tercatat terkoreksi 21,83% secara ytd.